Dikepung Bencana, Tujuh Titik Longsor Ancam Lima Puluh Kota

BANJIR merendam pemukiman warga di Nagari Pankalan, Kecamatan Pangkalan Koto Baru, Kabupaten Lima Puluh Kota. IST

BANJIR merendam pemukiman warga di Nagari Pankalan, Kecamatan Pangkalan Koto Baru, Kabupaten Lima Puluh Kota. IST

LIMAPULUH KOTA, HARIANHALUAN.ID— Selama dua hari terakhir, hujan lebat terus mengguyur Kabupaten Lima Puluh Kota. Akibatnya, aliran air di sungai-sungai besar yang membentang dari daerah utara Sumbar mulai naik, bahkan meluap hingga menggenangi pemukiman warga.

Hingga Senin (13/1), di beberapa nagari di Kabupaten Lima Puluh Kota, seperti Nagari Pangkalan dan Nagari Gunuang Malintang, Kecamatan Pangkalan Koto Baru serta Nagari Muaro Paiti dan Nagari Sialang, Kecamatan Kapur IX aliran sungai meluap sampai ke rumah-rumah warga.

Wali Nagari Pangkalan, Rifdal Laksamano mengatakan, aliran Sungai Batang Maek yang membentang di sepanjang nagari tersebut sempat naik. Untung saja, air tidak sampai merendam rumah-rumah warga seperti yang terjadi beberapa tahun lalu.

“Tadi pagi air sempat naik. Luapan Sungai Batang Maek sempat sampai ke halaman rumah warga. Rumah dan areal pertanian sempat aman. Sekarang air sudah surut,” ujar Rifdal.

Terpisah, Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lima Puluh Kota, Ramadinol mengatakan, bencana alam masih menjadi ancaman di daerah itu.

“Hujan sedikit saja air sudah naik. Begitulah Limapuluh Kota. Daerah kita masih rawan ancaman bencana alam,” ujar Ramadinol.

Ia menjelaskan, hujan lebat yang melanda dua hari terakhir ini sudah membuat aliran sungai naik. Debit air Sungai Batang Maek dan Sungai Batang Sinamar memang terpantau naik.

“Aliran Sungai Batang Maek sudah mulai surut. Tetapi Sungai Batang Sinamar ini yang kami ragukan. Masih mengancam akan terjadi luapan,” katanya.

Selain banjir, Ramadinol menegaskan, bencana tanah longsor juga masih jadi ancaman serius bagi Limapuluh Kota. Setidaknya, ujar Ramadinol, ada tujuh titik longsor yang mengancam di sepanjang jalan nasional Sumbar Riau.

Tepatnya di kawasan Fly Over Kelok Sambilan, Manggilang, Pangkalan, hingga ke perbatasan Sumbar-Riau.

“Kami himbau seluruh masyarakat agar tetap waspada selama musim hujan ini. Untuk SumbarRiau ada tujuh titik longsor yang mengancam. Belum lagi titik-titik kecil yang sangat mengancam terjadinya longsor, sangat banyak,” katanya.

Untuk antisipasi korban bencana alam, BPBD Limapuluh Kota sudah berkoordinasi dengan berbagai instansi, terutama dalam hal kesiapan alat berat.

“Ada dua unit alat berat disiagakan. Kemudian kami sudah koordinasi dengan perusahaan tambang untuk ikut serta dalam penanganan bencana apabila terjadi. Tapi mudah-mudahan bencana alam tidak terjadi. Bencana alam adalah ancaman serius terhadap daerah, apalagi Limapuluh Kota yang sangat rawan,” katanya. (*)

Exit mobile version