TANAH DATAR, HARIANHALUAN.ID — Ketua Badan Permusyawaratan Rakyat Nagari (BPRN) Batipuah Selatan, Hardiansyah mengungkap alasan masyarakat menolak kehadiran PLTS Terapung Singkarak. Ia menyatakan, kehadiran PLTS hanya akan menambah beban lingkungan danau Singkarak yang saat ini telah berstatus kritis dan menyebabkan jumlah ikan tangkapan masyarakat jauh berkurang.
“Ibaratnya, Mato kami salamo ko sabalah lah buto, kini ditambah juo ciek lai. Janji-janji pemerintah itu tidak ada yang bisa dipegang satupun,” ujarnya saat ditemui Haluan di tepian Danau Singkarak Kamis (16/1).
Menurut Hardiansyah, masyarakat Salingka Danau, selama ini sudah cukup menderita dengan beroperasinya PLTA Singkarak. Sejak PLTA beroperasi, volume tangkapan ikan masyarakat di danau vulkanik itu sudah jauh berkurang dari tahun-tahun sebelumnya.
Situasi itu, disinyalir akibat dibendungnya Batang Ombilin yang sebelumnya berfungsi sebagai sistem sirkulasi pembuangan alami Danau Singkarak. Bendungan itu, dibuat untuk mempertahankan elevasi permukaan Danau Singkarak yang dibutuhkan untuk memutar turbin-turbin raksasa Danau Singkarak yang dialirkan melalui terowongan menuju PLTA Asam Pulau.
“Akhirnya sampah-sampah yang berasal dari aliran Batang Sumani, Batang Sumpu, Solok dan sekitarnya menumpuk di Danau Singkarak. Akhirnya, saat masyarakat menjaring ikan, yang didapat adalah sampah. Tidak jarang juga berupa Pampers bayi yang membuat jaring nelayan putus-putus,” ungkapnya.
Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Kelompok Nelayan Tapian Rumbai sekaligus Ketua Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Lakuak Rumbai ini juga menyayangkan tidak pernahnya pihak Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sumbar melakukan pengecekan Ph air Danau Singkarak.