Ikatan Keluarga Malalo Tolak Kehadiran PLTS Singkarak

Mantan Sekjen DPP IKMAL, Fahmi Rahman

TANAH DATAR, HARIANHALUAN.ID — Penolakan terhadap kehadiran PLTS Singkarak tidak hanya disuarakan masyarakat Nagari Salingka Danau saja. Suara penolakan juga bergaung deras dari berbagai elemen kelompok masyarakat perantau Nagari Malalo yang tergabung dalam Ikatan Keluarga Malalo (IKMAL) dari berbagai penjuru tanah air.

Spanduk penolakan mereka, terpajang di berbagai sudut Nagari Malalo. Mulai dari gerbang masuk desa, hingga di depan lokasi sosialisasi PLTS Terapung Singkarak yang digelar PT PLN Indonesia Power dan PT ACWA Singkarak pada Rabu (15/1) kemarin.

Spanduk berbunyi tolak Pembangunan PLTS Terapung di Danau Singkarak, terlihat dipasang IKMAL Gunung Sitoli, IKMAL Batam, IKMAL Bengkulu, IKMAL Palembang, Ikmal Jabodetabek dan lain sebagainya.

Mantan Sekjen DPP IKMAL, Fahmi Rahman menjelaskan, penolakan masyarakat Malalo terhadap PLTS terapung Singkarak, tidak terlepas dari faktor traumatik masyarakat yang merasa dibohongi dengan berbagai janji yang pernah dilontarkan PLN pada saat pendirian PLTA Singkarak di tahun 1992 lalu.

“Operasional PLTS juga akan berpengaruh bagi sumber penghidupan kami. Yakninya ikan bilih. Tidak ada kepastian bahwa Solar Panel terapung tidak akan merusak ikan bilih,” ucapnya.

Menurut Fahmi Rahman, pada saat awal pendirian PLTA Singkarak, PLN juga pernah menjanjikan hal yang sama. Namun nyatanya, kehadiran PLTA di Danau Singkarak kini telah terbukti menimbulkan ekses negatif terhadap biota danau singkarak dan mata pencaharian masyarakat Salingka Danau.

“Ikan Bilih adalah ikan endemik Singkarak yang hanya ada di Singkarak. Kepunahan ikan ini adalah tanggung jawab bersama.Termasuk dunia. Yang paling penting, Danau Singkarak adalah danau milik ulayat,” tegasnya. (*)

Exit mobile version