Siap Bangun Flyover Sitinjau Lauik, Proyek Raksasa PT Hutama Karya Dimulai Tahun Ini!

PT Hutama Karya (HK) resmi didapuk sebagai kontraktor pembangunan Flyover (Jalan Layang) Sitinjau Lauik ditetapkan sebagai pemenang lelang.

PT Hutama Karya (HK) resmi didapuk sebagai kontraktor pembangunan Flyover (Jalan Layang) Sitinjau Lauik ditetapkan sebagai pemenang lelang.

PADANG, HARIANHALUAN.ID- PT Hutama Karya (Persero) menyatakan kesiapan untuk melanjutkan proyek pembangunan Flyover Sitinjau Lauik setelah proses kontrak dengan Dirjen Bina Marga PUPR selesai.

Direktur Operasi III PT Hutama Karya, Koentjoro, menyebutkan bahwa pembangunan tahap pertama Flyover Sitinjau Lauik diperkirakan dapat selesai dalam dua tahun, dengan pengerjaan tahap pertama dimulai pada Maret 2025.

Koentjoro menjelaskan, pembangunan tahap pertama akan difokuskan pada pembangunan jalan sepanjang 2,7 kilometer, dengan nilai investasi yang cukup besar yakni Rp 2,8 triliun. Setelah proses kontrak selesai, PT Hutama Karya akan segera melakukan persiapan di lapangan dan memulai pengerjaan.

“Kami siap menunggu instruksi lebih lanjut. Setelah kontrak selesai, kami perkirakan Maret 2025 nanti sudah bisa dimulai pengerjaannya untuk tahap pertama,” ujar Koentjoro.

Sementara itu, Koentjoro juga menekankan pentingnya kelancaran tahap pertama, yang akan memakan waktu sekitar dua tahun, agar dapat langsung dimanfaatkan oleh masyarakat.

“Harapannya, tahap pertama ini bisa diselesaikan dalam waktu dua tahun, sehingga bisa segera digunakan oleh masyarakat, sambil tahap kedua terus dikerjakan,” kata Koentjoro.

Pada saat tahap pertama rampung, masyarakat dapat merasakan manfaat dari flyover yang diharapkan dapat mengurangi kemacetan dan angka kecelakaan di daerah tersebut.

Di sisi lain, pembangunan tahap kedua Flyover Sitinjau Lauik masih dalam kajian oleh PT Hutama Karya. Koentjoro menambahkan bahwa panjang dan desain jalan pada tahap kedua belum dapat dipastikan karena masih dilakukan survei dan studi kelayakan oleh pihak perusahaan.

“Kami sedang mengkaji tahap kedua dan setelah kajian selesai, kami akan mengetahui berapa panjangnya serta desain pastinya,” ujarnya. Koentjoro memperkirakan, panjang jalan pada tahap kedua bisa lebih panjang dari tahap pertama, sekitar 4 kilometer.

Anggaran yang dibutuhkan untuk tahap kedua juga masih belum dapat dipastikan, mengingat konstruksi tahap kedua belum dimulai. Koentjoro menambahkan bahwa estimasi biaya akan dipastikan setelah seluruh kajian, survei, dan proses lainnya selesai.

“Total biaya untuk tahap kedua masih belum diketahui, karena kami masih dalam proses kajian dan survei,” jelasnya.

PT Hutama Karya akan terus bekerja sama dengan pihak terkait, termasuk pemerintah pusat dan Pemprov Sumbar, untuk memastikan kelancaran proyek ini.

Proyek pembangunan Flyover Sitinjau Lauik, yang menjadi salah satu infrastruktur strategis di Sumbar, diharapkan dapat segera mengatasi masalah kemacetan yang selama ini menjadi keluhan masyarakat. Koentjoro berharap proyek ini bisa segera memberikan solusi bagi peningkatan mobilitas dan keselamatan lalu lintas.

Meski masih ada proses panjang yang harus dilalui untuk tahap kedua, Koentjoro optimistis bahwa pembangunan Flyover Sitinjau Lauik akan berjalan lancar dan selesai tepat waktu.

“Kami siap melaksanakan proyek ini dengan sebaik-baiknya dan berharap bisa segera memberikan manfaat besar bagi masyarakat Sumbar,” tutupnya. (*)

Exit mobile version