Hasil uji total konsentrasi FABA juga menemukan kandungan Boron yang melebihi standar konsentrasi pada sampel abu. Paparan Boron pada tingkat yang tinggi dapat memicu berbagai penyakit dan gangguan kesehatan.
“Seperti toksisitas perkembangan ukuran janin yang berkurang, kematian prenatal, anomali pada sistem saraf pusat, iritasi mata, gangguan kardiovaskular, sistem kekebalan tubuh terganggu, dan peradangan usus,” ucapnya.
Juru Kampanye Energi Trend Asia, Novita Indri mengatakan, hasil pengujian air tanah menunjukkan pelampauan kontaminasi Mangan pada dua sumur warga dekat titik penumpukan FABA PLTU Ombilin.
Pelampauan itu berkisar 29 sampai dengan 100 kali lipat dari standar air minum layak yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 2 Tahun 2023. Sehingga, PLTU Ombilin telah terbukti menyebabkan lingkungan tercemar serta mengganggu kesehatan pernafasan anak-anak di sekitar wilayah operasi.
“Pembiaran atas pencemaran hingga tertutupnya data seperti terkait pemantauan emisi adalah pola berulang yang sering terjadi di PLTU tua, seperti PLTU Ombilin dan PLTU Suralaya yang sudah selayaknya dipensiunkan,” ujarnya.
Novita menekankan, PLTU tua seperti halnya PLTU Ombilin tidak hanya akan memperpanjang beban derita masyarakat, namun juga akan menjadi batu sandungan bagi upaya pencapaian Indonesia mengurangi emisi dan mengatasi dampak krisis iklim yang sudah terjadi di depan mata.