“Untuk prosesnya, beberapa waktu lalu kami telah bertemu dengan perwakilan dari Republik Rakyat Tiongkok untuk membahas program ini. Mereka bersedia untuk mendatangkan tenaga pelajar. Akan tetapi hal ini perlu dibahas lebih lanjut agar berjalan dengan baik,” ujarnya.
Diketahui, berdasarkan pusat penelitian bahasa Enthnolgue, bahasa Mandarin dinobatkan menjadi bahasa kedua yang memiliki penutur terbesar di dunia, dengan jumlah penutur 1,1 miliar jiwa. Oleh karena itu, menurut Albert, sangat penting untuk mempelajari dan mendalami bahasa Mandarin.
“Tentu akhirnya masalah ini menjadi kegelisahan bagi kami. Bagaimana mungkin orang Tionghoa tidak mampu berbahasa Mandarin. Kami menilai sangat perlu bahasa ini diteruskan kepada generasi muda,” ujarnya.
Selain menjadi bahasa penutur kedua terbanyak, Albert menjelaskan bahwa pada masa yang akan datang, kiblat perdagangan internasional akan beralih dari Amerika ke Tiongkok.
“Bisa dilihat banyak negara yang bekerja sama dengan China baik dari bidang pendidikan, perdagangan, maupun bidang pariwisata. Tentu menjadi kerugian besar bagi generasi muda Tionghoa di Padang karena tidak bisa ikut berkecimpung akibat terhambat oleh bahasa,” ujarnya.
Sekretaris HTT Johnson Salean menambahkan, HTT merupakan organisasi yang bergerak di bidang sosial dan kebudayaan. Salah satu fokus utama HTT adalah melestarikan kebudayaan Tionghoa agar bisa diwariskan pada generasi berikutnya.