Selain itu, Sasmita memperkirakan bahwa sektor pariwisata domestik, yang selama ini juga didorong oleh perjalanan dinas, akan kehilangan sebagian besar pasarnya.
Oleh karena itu, ia menyarankan agar pemerintah lebih fokus pada kebijakan yang mendukung pariwisata domestik untuk mengimbangi kerugian yang akan dialami oleh sektor tersebut.
“Jika pemerintah fokus pada mendatangkan lebih banyak wisatawan domestik, mungkin kita bisa mengurangi dampak negatif dari kebijakan ini,” imbuhnya.
Peneliti lainnya, Yusuf Rendy Manilet dari CORE Indonesia, juga sepakat bahwa pemangkasan anggaran perjalanan dinas akan merugikan industri pariwisata.
Menurutnya, pemangkasan ini akan berdampak langsung pada pendapatan hotel, restoran, dan transportasi yang bergantung pada kegiatan perjalanan dinas dari pejabat pemerintah.
“Kebijakan ini bisa memukul sektor-sektor yang selama ini sangat bergantung pada pengeluaran pemerintah, seperti perhotelan dan restoran,” kata Manilet.
Di sisi lain, Manilet berharap pemerintah bisa merancang kebijakan yang lebih inklusif untuk mendorong kunjungan wisatawan domestik dan internasional agar sektor pariwisata tetap bergerak meskipun ada pengurangan belanja perjalanan dinas.