PADANG, HARIANHALUAN.ID — Ketua Pusat Transportasi LPPM Universitas Andalas (Unand), Yostrizal, Phd. menyebut, pembangunan akses jalan Teluk Bayur-BIM sangat dibutuhkan untuk memperlancar transportasi manusia, barang, dan jasa dari wilayah Pariaman menuju Kota Padang maupun sebaliknya.
“Fungsi strategis jalan itu adalah untuk mengurai kemacetan lalu lintas yang sering terjadi dari arah Pariaman menuju Kota Padang dan sebaliknya,” ujarnya kepada Haluan, beberapa waktu yang lalu.
Apabila jalan lintas pantai barat Kota Padang itu berhasil diselesaikan, volume arus kendaraan yang memasuki Kota Padang akan terbagi menjadi dua. Dengan begini, kemacetan dan kesemrawutan lalu lintas dapat diurai. “Jalur ini juga akan menarik lebih banyak orang. Mereka akan lebih memilih lewat di sana dibandingkan dengan jalan biasa,” katanya.
Namun, menurutnya, pemerintah daerah (pemda) juga perlu mengantisipasi terjadinya kemacetan lalu lintas di sepanjang jalur pantai barat Kota Padang yang akan dibangun ini. Apalagi selama ini kawasan Pantai Padang dan sekitarnya sudah cukup padat dan telah lama dimanfaatkan masyarakat sebagai lokasi bersantai, berolahraga, dan lain sebagainya,
“Saya juga mendengar bahwa nantinya jembatan itu diharapkan akan menjadi tempat melihat matahari terbenam. Kalau seperti itu, saya tidak setuju, karena fungsi utama jalan adalah akses dan mobilitas,” tuturnya.
Ia menyarankan, apabila memang jembatan yang ada di kawasan itu ke depannya akan dijadikan daya tarik wisata, sebaiknya pemerintah membuatkan spot khusus bagi wisatawan untuk menikmati pemandangan.