PADANG, HARIANHALUAN.ID — Memasuki musim penghujan, bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor mengintai sejumlah wilayah di Sumatera Barat (Sumbar). Berbagai langkah mitigasi harus diperkuat guna meminimalisasi dampak bencana. Jangan sampai banjir bandang dan banjir lahar dingin yang awal tahun lalu melanda sejumlah daerah kembali terjadi.
Salah satu langkah mitigasi yang dilakukan berupa Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) yang dilakukan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada 21-28 Januari di Sumbar.
Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG, Tri Handoko Seto menjelaskan, OMC di Sumbar berhasil mengurangi dampak buruk bencana hidrometeorologi. Selama proses OMC, total telah dilaksanakan sembilan sorti penerbangan penyemaian awan dengan total sembilan ton bahan NaCI powder—yang secara kumulatif dilaksanakan dalam 16 jam 11 menit.
“BMKG melaksanakan OMC di Sumbar diawali adanya permintaan dari Pj Gubernur Sumatera Barat kepada Kepala BMKG, dengan tujuan untuk membantu mengurangi hujan dalam kategori lebat hingga ekstrem agar tidak menyebabkan bencana hidrometeorologi,” kata Seto, Rabu (29/1).
Lebih lanjut, berdasarkan data BMKG, terdapat indikasi hujan di Sumatera Barat dengan kategori intensitas sangat lebat (100-150 mm/hari). Oleh karenanya, OMC dilakukan untuk mereduksi tingginya intensitas curah hujan tersebut agar bencana yang tidak diinginkan terjadi.
Hasilnya, selama periode OMC, tidak terjadi adanya hujan dengan intensitas ekstrem >150mm/hari. Kondisi itu berbeda sekali dengan periode sebelum OMC, kejadian hujan sangat lebat masih cukup intens, dan bahkan sempat beberapa kali terukur ekstrem.
“Tentunya ini merupakan kerja kolaboratif. Dengan regulasi dan ekosistem yang ada sekarang, OMC dapat dilakukan baik oleh BMKG sendiri maupun oleh operator swasta yang diinisiasi oleh kementerian/lembaga terkait dan didampingi oleh BMKG dalam pelaksanaannya. Kami juga telah melakukan sosialisasi ke hampir seluruh pemangku kepentingan provinsi-provinsi di Indonesia untuk menyampaikan mekanisme OMC Aksi Dini BMKG,” ujarnya. (*)