Pical Sate Pondok Nyaman, Kisah Viral Akuntan yang Jadi ‘Tukang Lontong’

Laporan : Atviarni

PADANG, HARIANHALUAN.ID – Ingin cari sarapan unik dan lezat, tapi ramah di kantong di Kota Padang? Datang saja ke Pondok Nyaman, di Jl Alai Timur No.38, tepat di sebelah Musala Mustaghfirin, Jl Raya Alai-Ampang.

Di sini, tersedia aneka sarapan yang lezat dan tentunya murah. Juga ada kuliner unik yang Maknyoss, namanya Pical Sate dan Lontong Sate. Menjadi unik, karena perpaduan Sate Dangung-Dangung dengan pical (pecal –red) atau Lontong Sayur dengan pical.

Selain itu, tentunya juga ada lontong sayur, pecal, mie goreng, nasi goreng, serta bakwan yang baru digoreng jika ada pelanggan yang memintanya, sehingga bakwan yang dihidangkan masih panas. Juga ada aneka minuman dingin dan panas yang bisa dipilih pelanggan.

Soal rasa? Jangan ditanya. Datanglah pagi-pagi jika tak ingin kehabisan. Sebab semua menu yang ada di Pondok Nyaman ini, biasanya sudah ludes diserbu pelanggan pada pukul 10.00 – 11.00 WIB. Padahal, mereka baru buka sekitar pukul 06.30 WIB setiap hari. Praktis hanya dalam waktu empat jam, ratusan porsi menu yang tersedia sudah habis.

Dengan harga Rp20 ribu per porsi untuk Sate Dangung-Dangung, Rp17 ribu per porsi untuk pical sate, Rp16 ribu per porsi untuk lontong sate, membuat menu spesial tersebut, laris dan menjadi viral di media sosial.

Saking viralnya, Pondok Nyaman ini juga sudah muncul dalam liputan khusus kuliner di Trans 7 dan di endorse oleh beberapa Content Creator, juga hadir dalam acara kuliner di sebuah radio swasta di Kota Padang.

Akuntan yang jadi ‘Tukang Lontong
Pemilik tempat sarapan unik ini, Evialti yang akrab disapa Vivi, juga memiliki kisah unik dalam mengelola bisnisnya.

“Dulunya, saya seorang akuntan di sebuah perusahaan asing di Kota Bogor. Suami saya juga seorang akuntan di sebuah perusahaan. Namun kini, kami beralih jadi ‘Tukang Lontong’, dan ternyata selain mengasyikkan karena saya hobi masak, hasilnya kalau dihitung-hitung justru lebih besar dari gaji saya sebagai akuntan di perusahaan asing itu,” kata Vivi memulai ceritanya.

Kisah akuntan yang beralih menjadi ‘Tukang Lontong’ ini, ternyata lumayan seru. Puluhan tahun menjadi akuntan di perusahaan asing, ternyata tak membuat ia lupa kampung halaman. “Kami memutuskan untuk pindah ke Padang, dan merawat Ibu Mertua. Satu dari dua mobil kami jual ditambah pesangon dari tempat kerja jadi modal awal kami. Mulanya, kami investasi dengan menambah saham di Lapangan Futsal milik keluarga,” kata Vivi membuka cerita, Jumat (31/1).

Tiga anaknya, Maya, Rafi dan Nayla, tetap berada di Pulau Jawa. Tatkala anak-anak liburan, Vivi yang hobi masak dan mencoba meramu resep-resep baru, menghidangkan masakannya pada sang buah hati. “Ternyata mereka suka dan usulkan untuk buka cafe kecil-kecilan sekitar 4 tahun silam. Nah, mumpung rumah kami berada di pinggir jalan raya, saya nekad aja buka sarapan pagi dengan menu pecal, sate dan lontong. Tapi anak-anak kemudian berkreasi dengan memadukan menu tersebut, eh… ternyata banyak yang suka. Sejak saat itu, kami tambahkan menu baru, Pical Sate dan Lontong Sate ini,” kata Vivi.

Semua jenis masakan itu, diramu khusus oleh Vivi. “Pagi sesudah Subuh, saya mulai masak semuanya, sehingga menu yang ada fresh semua. Semuanya baru, setiap hari. Semua resep juga ditimbang, agar rasanya tak berubah,” kata Vivi membuka rahasia masakannya.

Jika awalnya pada 4 tahun lalu ia hanya memiliki seorang karyawan, kini karyawannya sudah bertambah menjadi tiga orang. Bahkan pada hari-hari libur, karyawan pun ditambah menjadi lima orang. Kuah sate racikannya pun, juga bisa ditambah memasaknya dua atau tiga kali, karena banyaknya pelanggan yang datang.

Salah seorang pelanggan Pondok Nyaman, Rudi, selalu datang bersama keluarganya setiap hari libur. “Jika tak ada kegiatan ke luar kota, kami selalu ke sini. Anak-anak suka sekali dengan menu Pecal Sate,” kata Rudi yang menjadi salah seorang pelanggan setia bersama istri dan tiga anaknya.

“Alhamdulillah, semuanya atas izin Allah. Kami cuma berniat menyediakan sarapan yang murah dan enak, serta membuka lapangan kerja bagi beberapa orang yang kurang mampu. Ternyata, Allah melimpahkan rahmatnya pada kami,” kata Vivi.

Rasa syukurnya atas limpahan rahmat itu, diwujudkannya dalam kegiatan Jumat berkah dengan berbagi pada kaum duafa pada setiap Jumat. “Dulunya, kami bagikan nasi bungkus. Namun, sekarang yang kami bagikan beras dan telur ayam 10 butir untuk setiap keluarga. Alhamdulillah, ternyata, banyak juga kawan-kawan ataupun pelanggan yang tahun dengan kegiatan ini, kemudian memercayakan dana zakat atau sedekah mereka untuk kami kelola. Empat kali dalam sebulan, setiap hari Jumat, kami selalu berbagi dengan para kaum duafa ini,” kata Vivi yang juga alumni Fakultas Ekonomi UNAND ini.

Ke depan, Vivi ingin mengembangkan usahanya ini dengan memperluas tempat yang ada sekarang. Ia juga sedang mempertimbangkan membuka kemitraan karena ada permintaan dari beberapa orang dari luar kota yang menanyakan.

“Doakan saja, semoga kami bisa membuka ruangan untuk tempat meeting atau rapat bagi banyak orang sambil sarapan di Pondok Nyaman. Kemudian membuka cabang di tempat lain dengan pola kemitraan,” tutup Vivi. (*)

Exit mobile version