Umat Islam baru saja memasuki bulan Syaban 1446 H, salah satu bulan yang penuh keutamaan. Dikatakan, ada satu malam pada bulan Syaban yang disebut mustajab untuk berdoa dan memohon ampunan.
Malam mustajab pada bulan Syaban ini adalah malam tanggal 15 Syaban. Malam ini dikenal dengan malam Nisfu Syaban.
Hujjatul Islam Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya ‘Ulumuddin memasukkan malam Nisfu Syaban dalam daftar malam istimewa yang penuh keutamaan. Ia menganjurkan kaum muslim mengerjakan salat 100 rakaat dan setiap rakaatnya membaca Al Fatihah dan 10 kali Al Ikhlas.
“Melakukan ibadah pada malam hari-hari yang punya keutamaan hukumnya sunnah. Banyaknya malam yang memiliki keutamaan tersebut ada 15. Tidak boleh kita mengabaikan malam-malam itu karena mereka adalah ‘masa’ untuk beramal dan waktu terbaik untuk berniaga dalam perkara agama,” kata Imam al-Ghazali seperti diterjemahkan Purwanto.
Malam Nisfu Syaban: Malam Penghapusan Dosa
Imam al-Ghazali dalam Mukasyafatul Qulub terjemahan Jamaluddin menukil sejumlah pendapat yang menyebut malam Nisfu Syaban adalah malam penghapusan dosa dan malam kehidupan. Malam penghapusan dosa ini ada yang mingguan, tahunan, bahkan seumur hidup.
Kata As-Subkhi, menghidupkan malam Nisfu Syaban dapat menghapus dosa satu tahun. Menghidupkan malam Jumat menghapus dosa seminggu dan menghidupkan malam Qadar menghapus dosa seumur hidup.
Al-Mundziri turut meriwayatkan hadits tentang hal ini. Dikatakan, “Barang siapa yang menghidupkan dua malam hari raya dan malam Nisfu Syaban, maka hatinya tidak mati di saat hati orang-orang mati.”
Dari sejumlah pendapat di atas, Imam al-Ghazali menyimpulkan bahwa menghidupkan malam-malam tersebut menjadi sebab menghapus dosa. Malam tersebut juga disebut malam syafaat berdasarkan hadits bahwa Rasulullah SAW memohon syafaat pada malam 13, 14, dan 15. Pada malam 15 itulah Allah SWT memberikan seluruh syafaat-Nya.
Malam Nisfu Syaban juga disebut malam ampunan berdasarkan riwayat Ahmad. Rasulullah SAW bersabda,
“Allah melihat para hamba-Nya pada malam Nisfu Syaban, lalu Dia mengampuni penduduk bumi kecuali dua laki-laki, yaitu orang musyrik dan orang yang bertengkar.” (*)