Sementara itu, PT Pupuk Indonesia memastikan alokasi pupuk bersubsidi sudah bisa ditebus petani sejak awal tahun. Penebusan pupuk mulai dari tingkat distributor, toko pengecer, hingga petani sudah bisa dilakukan sejak 1 Januari 2025.
Account Executive Pupuk Indonesia Wilayah Sumbar, Nanda mengatakan, segala keperluan administrasi telah dituntaskan pada akhir 2024 lalu. Berbeda dengan beberapa tahun silam, penyaluran baru bisa dilakukan pada bulan Februari.
“Kalau tahun-tahun sebelumnya pada awal tahun baru menuntaskan alokasi. Mulai tahun 2025, usulan dan administrasi tuntas dikerjakan pada akhir tahun 2024 sehingga per 1 Januari petani sudah bisa menebus pupuk,” ucapnya.
Pupuk Indonesia mencatat, meski baru awal tahun, realisasi serapan pupuk bersubsidi tahun 2025 telah mencapai 7 persen untuk jenis Urea. Kemudian, 6 persen untuk jenis NPK. Sementara NPK formula khusus masih belum terserap.
Dukung Swasembada Pangan
Ferdinal Asmin menyebut, seiring dengan adanya program ketahanan pangan yang sedang digencarkan Presiden Prabowo Subianto, produktivitas pertanian padi Sumbar masih berpeluang untuk ditingkatkan.
“Saat ini saja, Sumbar adalah daerah produsen pangan. Artinya, potensi kita sudah bisa mencukupi untuk kebutuhan sendiri. Bahkan, padi dari Sumbar juga sudah banyak dikirim ke daerah-daerah lain,” ujarnya.