Kebahagiaan merupakan tujuan hidup yang diinginkan kebanyakan orang, tetapi maknanya sering kali berbeda bagi setiap individu. Dalam Islam, kebahagiaan sejati tidak hanya diukur dari kesenangan duniawi, tetapi juga dari ketenangan hati dan kedekatan dengan Allah SWT.
Konsep kebahagiaan dalam Islam menekankan keseimbangan antara aspek spiritual dan kehidupan sehari-hari. Dengan keimanan yang kuat, ketakwaan, serta sikap syukur, seseorang dapat meraih kebahagiaan hakiki yang tidak tergantung pada materi atau keadaan duniawi.
Arti Kebahagiaan Menurut Islam
Menurut Mastori dalam buku Pemikiran Politik Dakwah Kontemporer, kebahagiaan dalam Islam tidak hanya berkaitan dengan kepuasan jasmani, tetapi juga berhubungan erat dengan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.
Dengan kata lain, kebahagiaan sejati tidak sekadar bersumber dari kenikmatan duniawi, melainkan dari hubungan spiritual yang kuat dengan Sang Pencipta.
Dalam pandangan Islam, kebahagiaan tidak dapat diukur dari banyaknya harta, status sosial, atau kemewahan lainnya. Jika seseorang hanya mengandalkan materi sebagai tolok ukur kebahagiaan, ia tidak akan pernah merasa puas dan selalu mencari lebih.
Islam mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati selalu bersumber dari menjalankan perintah agama dan menjauhi larangan-Nya. Dengan mengikuti ajaran Islam, seseorang dapat mencapai ketenangan yang hakiki dalam hidupnya.
Berikut ini adalah beberapa cara untuk meraih kebahagiaan menurut Al-Qur’an:
- Sabar dan Bersikap Positif
Sabar adalah salah satu kunci utama dalam meraih kebahagiaan karena mengajarkan seseorang untuk tetap tenang dan berserah diri kepada Allah dalam menghadapi ujian hidup. Dengan kesabaran, hati menjadi lebih damai, sehingga seseorang dapat menjalani hidup dengan penuh keikhlasan dan mendapatkan pahala serta ridha Allah SWT.
Dalam surat Al-Baqarah ayat 155-156, Allah berfirman:
وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَىْءٍ مِّنَ ٱلْخَوْفِ وَٱلْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِ ۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ ٱلَّذِينَ إِذَآ أَصَٰبَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُوٓا۟ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّآ إِلَيْهِ رَٰجِعُونَ
Artinya: “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, ‘Innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji’uun’.” (QS. Al Baqarah: 155-156)
- Selalu Bersyukur
Bersyukur merupakan kunci kebahagiaan karena dengan mensyukuri segala nikmat yang diberikan Allah, seseorang akan merasa cukup dan lebih tenang dalam menjalani hidup. Sikap syukur juga mendatangkan berkah serta ketenteraman hati, sehingga kebahagiaan tidak bergantung pada materi atau keadaan duniawi semata.
Dalam Surat Ibrahim ayat 7 Allah SWT berfirman:
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ
Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.” (QS. Ibrahim: 07)
- Selalu Mengingat Allah
Selalu mengingat Allah juga merupakan kunci kebahagiaan karena hati akan menjadi tenang dan dipenuhi keberkahan dalam setiap aspek kehidupan.
Sesuai dengan firman Allah dalam surat Ar-Ra’d ayat 28:
الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَىِٕنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ ۗ اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُ ۗ
Artinya: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (*)