5 Perbedaan Ghibah dan Kritik dalam Pandangan Islam

Ghibah dan kritik seringkali dianggap sebagai istilah yang sama, karena melibatkan pembicaraan mengenai orang lain. Namun, kedua istilah itu memiliki makna yang berbeda.

Ghibah merujuk pada gunjingan, sedangkan kritik lebih ke sebuah komentar untuk suatu perbaikan. Pahami pengertian dan perbedaan kritik dan ghibah menurut pandangan Islam.

Ghibah
Dikutip dari buku Akhlak Keagamaan Kelas XII oleh Rofa’ah, ghibah adalah tindakan membicarakan seseorang ke orang lain, yang jika orang yang dibicarakan mendengarnya, dia tidak akan senang.

Dalam Islam, ghibah termasuk perbuatan yang tercela dan menghindari perbuatan ini.
Meski begitu, Syaikh Hassan Ayyub dalam As Suluk Al Ijtima’i (Fikih Sosial) yang menukil pendapat Imam Nawawi, menyebut bahwa ada beberapa kondisi seseorang dibolehkan melakukan ghibah karena memiliki tujuan yang benar menurut syariat. Dalam hal ini, tujuan tersebut tidak tercapai kecuali dengan ghibah.

Kritik
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kritik adalah ulasan atau tanggapan yang terkadang disertai uraian dan pertimbangan baik buruk atas sesuatu.

Perbedaan utama antara kritik dan ghibah bisa dilihat dari tujuan dan cara penyampaiannya.

Dirangkum dari sumber sebelumnya dan buku Belajar dari Akhlaq Ustadz Salafi karya Abduh Zulfidar Akaha berikut adalah poin-poin yang menjadi perbedaan antara kritik dan ghibah:

  1. Niat
    Ghibah: Cenderung dilakukan dengan niat negatif, seperti untuk menjatuhkan atau merusak reputasi.
    Kritik: Untuk memberikan evaluasi atau masukan yang positif, sehingga bisa membantu orang yang dikritik untuk memperbaiki dirinya.
  2. Penyampaian
    Ghibah: Menyebutkan aib/kekurangan seseorang yang tidak ditujukan kepada yang bersangkutan atau pihak ketiga. Dalam hal ini, yang bersangkutan mendengarnya dia tidak akan suka.
    Kritik: Ditujukan langsung kepada orangnya, bisa secara lisan atau lewat media lain (seperti buku, majalah, atau koran.) Kritik bisa disebut bentuk lain dari nasihat, karena bertujuan untuk evaluasi dan memberi masukan yang membangun.
  3. Cara Penyampaian
    Ghibah: Tidak dibicarakan langsung dan tanpa sepengetahuan ke orang yang bersangkutan.
    Kritik: Ditujukan kepada orangnya langsung, sehingga yang dikritik bisa tahu kesalahannya. Dengan menyadarinya, diharapkan ia memperbaiki kesalahannya.
  4. Kesan yang Ditimbulkan
    Ghibah: Cenderung menciptakan kebencian atau permusuhan, karena mengarah ke perilaku yang merusak hubungan sosial.
    Kritik: Mengarah ke proses perbaikan diri.
  5. Subjek
    Ghibah: Bisa dilakukan ke orang yang tidak ada di tempat tersebut atau tidak mengetahui pembicaraan itu.
    Kritik: Hanya berlaku untuk orang yang masih hidup, karena bentuknya seperti memberikan respon terkait memperbaiki kesalahan yang dikritik. (*)
Exit mobile version