HALUANNEWS, AGAM – Sebatang pohon kayu medang (Litsea Sp) yang diperkirakan berumur lebih dari 500 tahun, tumbuh terjaga di kawasan hutan rakyat di Jorong Ambacang, Nagari Koto Malintang, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatra Barat (Sumbar).
Pohon itu tumbuh di hutan sekitar Danau Maninjau, berjarak sekitar lima kilometer sebelah utara, merupakan salah satu penyumbang sumber air bagi masyarakat dan danau vulkanik itu.
Pohon besar yang memiliki 516 meter kubik kayu tersebut, memiliki diameter 4,6 meter, lingkaran 14 meter, tinggi bebas cabang 34 meter dan tinggi lebih dari 50 meter.
Perhitungan itu didapat berdasarkan rumus kubikasi kayu, yang dilakukan Resort Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Kabupaten Agam, dengan memakai diameter dan tinggi bebas cabang.
Kepala Resort KSDA Kabupaten Agam, Ade Putra menyebutkan, pohon kayu ini merupakan yang terbesar di Indonesia bahkan di dunia, karena kayu Tane Mahota di Selandia Baru ukurannya hanya 4,4 meter.
Pohon kayu Queets Spruce di Olympic National Park, Amerika Serikat, sebagaimana dilansir Outdoor Project, tanaman ini memiliki volume batang mencapai 337 meter kubik.
Sedangkan pohon kayu Red Creek Fir di San Juan Valley, Vancouver Island, British Columbia, Kanada, memiliki volume batang 349 meter kubik, pohon kayu Two Towers di Tasmania, Australia, dengan volume batang 358 meter kubik.
Ade mengatakan, pohon kayu medang itu tumbuh di hutan rakyat dan terjaga dengan baik oleh masyarakat, sebagai bentuk kearifan lokal dari masyarakat setempat, sehingga pohon kayu itu terjaga dengan baik sampai besar.
“Kalau di hutan lindung ditemukan pohon kayu besar itu hal biasa, namun tumbuh di hutan rakyat merupakan hal yang luar biasa,” ucap Ade pada Minggu (5/6/2022).
Sementara itu, Wali Nagari Koto Malintang, Naziruddin mengatakan, pohon kayu itu pertama kali ditemukan pada 2013, setelah dirinya dilantik menjadi wali nagari atau kepala desa adat setempat.
Saat itu, pihaknya beserta perangkat nagari mencoba mencari potensi yang ada di hutan rakyat di daerah itu dan ditemukan enam pohon kayu berukuran besar. Namun paling besar ada satu pohon dan selebihnya hanya berdiameter dua sampai tiga meter.
“Pertama kali ditemukan di lokasi banyak tumbuh pohon kayu dengan ukuran kecil, sehingga kami terkejut melihat pohon kayu berukuran besar. Pohon berukuran besar berjarak sekitar 200 meter antar pohon ke pohon lain,” katanya.
Keberadaan kayu besar itu menghasilkan air bersih bagi lima jorong di Nagari Koto Malintang, dan sumber air ke Danau Maninjau.
Saat ini hutan rakyat di Nagari Koto Malintang memiliki luas sekitar 1.800 hektare. Di lokasi hutan rakyat, juga terdapat ratusan pohon durian, surian dan lainnya dengan kondisi terjaga dengan baik.
Bahkan juga pernah tumbuh bunga bangkai jenis amorphophallus gigas setinggi 4,13 meter atau tertinggi di Indonesia. Namun bunga bangkai itu gagal mekar sempurna, akibat curah hujan cukup tinggi melanda daerah itu pada November 2021.
“Bunga gagal mekar dan menjadi layu. Lokasi bunga itu hanya berjarak sekitar 100 meter dari kayu besar,” tuturnya. (*)