PADANG, HARIANHALUAN.ID– Provinsi Sumatra Barat menghadapi tantangan lingkungan hidup yang sangat serius dan maha kompleks pada aspek peningkatan volume timbulan sampah harian di seluruh Kabupaten Kota.
Data Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatra Barat menunjukkan. Total angka timbulan sampah Sumbar sepanjang tahun 2024 lalu, mencapai angka 875, 143 Ton. Volume sampah terbesar, disumbang Kota Padang yang menghasilkan 240,921 ton sampah.
Situasi ini kian diperparah dengan kenyataan bahwa hampir seluruh Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA) yang ada telah mengalami over kapasitas. Termasuk TPA Regional Payakumbuh yang saat ini telah resmi berhenti beroperasi usai diterjang bencana longsor beberapa waktu lalu.
Perlu sinergi, kolaborasi dan tindakan kongkrit dari seluruh pihak untuk mendukung terwujudnya Sumbar Bersatu (Sumatra Barat Bersih Sampah Terpadu) yang kini telah menjadi salah satu fokus kinerja Pemprov Sumbar melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH).
Pembahasan penting upaya penyelamatan lingkungan ini, mengemuka dalam diskusi Forum Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Lingkungan Hidup tahun 2025 yang diselenggarakan DLH Sumbar di Auditorium Kantor Gubernur Sumbar (17/2/2025) pagi.
Kegiatan ini diikuti perwakilan jajaran DLH dan Bappeda 19 Kabupaten/Kota, Instansi vertikal, PT Semen Padang, Pusat Studi Lingkungan Hidup (PSLH) PTN dan PTS , unsur masyarakat yang diwakili Forum Wali Nagari (Forwana) dan Forum BPRM, Ormas, komunitas serta NGO se Provinsi Sumatra Barat
“Angka produksi sampah Sumbar ini, masih berpotensi terus bertambah seiring dengan pertumbuhan penduduk dan aktivitas ekonomi,” ujar Gubernur Sumatra Barat Mahyeldi Ansharullah dalam sambutan yang dibacakan Asisten I Setdaprov Sumbar Ahmad Zakri.
Ia menekankan, upaya pengelolaan sampah harus segera dilakukan dengan pendekatan terintegrasi berbasis pada prinsip ekonomi sirkular serta keberlanjutan lingkungan.
Apalagi, salah satu sasaran strategis yang harus dicapai dalam visi Indonesia Emas 2045, adalah penurunan intensitas emisi Gas Rumah Kaca (GRK).
Salah satu indikator utama dalam pencapaian ini, adalah peningkatan timbulan sampah terolah di fasilitas pengolahan sampah serta peningkatan proporsi rumah tangga dengan layanan penuh pengumpulan sampah
“Untuk mencapai target ini, kita perlu memperkuat kebijakan dan implementasi pengelolaan sampah secara efektif di seluruh Kabupaten/Kota di Sumatera Barat. Sinergi dan kolaborasi antar pemangku kepentingan sangat diperlukan dalam menangani permasalahan ini,” ucapnya.