50 KOTA, HARIANHALUAN.ID – Pascadilantik pada pertengahan Januari 2025, Pengurus Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) cabang Sumatera Barat (Sumbar) melaksanakan rapat kerja (Raker) pertamanya tahun ini. Kegiatan ini berlangsung pada 15-16 Februari 2025 di Saliguri Cottage, Harau, Kabupaten 50 Kota.
Kegiatan dikomandoi langsung oleh Ketua IDAI Sumbar, dr. Asrawati, SpA, Subsp.TKPS(K) dengan didampingi dr. Ronaldi Noor, M. Biomed, Sp.A (Sekretaris) dan dr. Laura Zeffira, M. Biomed, Sp.A selaku Bendahara.
Berdasarakan laporan kegiatan yang diterima dari dr. Ronaldi Noor pada rabu (19/2), terdapat beberapa program kerja yang ditawarkan oleh tiga bidang utama, yaitu Bidang Organisasi, Bidang Ilmiah dan Bidang Hubungan Masyarakat dan Kesejahteraan Anggota dan juga dari sembilan Badan Pelengkap IDAI Sumbar.
Lebih lanjut disampaikan bahwa, sebagai organisasi profesi yang menghimpun setiap dokter anak, IDAI memiliki tujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan anak-anak bangsa.
Tugas besar ini memerlukan kolaborasi antara pemerintah, IDAI, organisasi tenaga kesehatan lain serta semua stake holder yang ada.
“Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2024, angka kematian bayi (AKB) kita berada pada angka 15 per 1.000 kelahiran. Angka ini masih jauh dari target Sustainable Development Goals (SDGs) tahun 2.030 yaitu 12 per 1.000 kelahiran hidup,” ungkap Ketua IDAI cabang Sumbar, dr. Asrawati.
Selain itu, prevalensi penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) seperti tuberkulosis (TB), pertusis, diare, dan campak, juga semakin meningkat seiring dengan menurunnya angka capaian imunisasi.
“Sumatera Barat adalah salah satu Provinsi dengan angka capaian imunisasi yang rendah. Ini adalah tugas yang tidak mudah bagi tenaga kesehatan terutama dokter anak yang ada di provinsi ini,” terangnya.
IDAI Sumbar juga terus berkutat dalam usaha penurunan angka stunting yang masih menjadi momok yang berdampak pada penurunan kualitas para calon penerus bangsa.
Selain beberapa kasus kesehatan tersebut, Isu kesehatan remaja juga menjadi fokus dari IDAI Sumbar, kasus-kasus bullying masih ditemukan di banyak tempat. Begitu juga, penyakit-penyakit degeneratif seperti hipertensi dan penyakit ginjal kronik juga mulai menyerang remaja-remaja di Sumatera Barat.
Maka, dengan begitu kompleks dan beragamnya kasus-kasus kesehatan anak di Indonesia khususnya di Sumatera Barat, menjadi pelecut dan pengingat bagi seluruh anggota IDAI Sumbar yang saat ini berjumlah 110 orang dan tersebar di 19 Kabupaten/Kota.
“Segenap jajaran Pengurus dan Anggota IDAI Sumbar telah bertekad untuk memberikan bakti dan sumbangan tenaga dan pikiran untuk kesehatan anak-anak Sumatera Barat,” pungkasnya.
Raker IDAI Sumbar ini turut dihadiri Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat, dr. Lila Yanwar, MARS, Ketua Pengurus Pusat IDAI dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A, Subsp.Kardio(K) dan Sekretaris Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Sumbar sekaligus Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, dr. Sukri Rahman, Sp.THT, Subsp. Onk.
Acara Raker ini juga diiringi dengan kegiatan seminar ilmiah untuk meningkatkan kompetensi para Dokter Anak di Sumatera Barat. Materi-materi ilmiah yang disampaikan adalah tentang Vaksinasi Pneumococcus oleh dr. Asrawati, SpA, Subsp.TKPS(K).
Adapun materi tentang Stunting dan Nutrisi, dipaparkan oleh dr. Khairunnisa, Sp.A, Subsp.Endo(K). Seminar ilmiah ini diikuti oleh hampir 70 anggota IDAI yang hadir pada hari kedua. Hal ini membuktikan bahwa IDAI Sumbar selalu mendorong upaya peningkatan kompetensi dalam mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan yang terus maju. (*)