Dampak banjir tidak hanya rumah warga yang terendam namun juga berdampak pada 30 hektare lahan pertanian warga, menyebakan beberapa ternak warga mati, dan gagal budidaya ikan lele dan ikan nila. Banjir juga berdampak pada infrastruktur, antara lain tiga titik jembatan dan akses jalan Lubuak Alai-Koto Lamo sehingga tidak dapat dilalui kendaraan.
Banjir Rendam Lahan di Dharmasraya
Selain ketiga daerah tersebut, bencana banjir dan longsor juga melanda Kabupaten Dharmasraya. Meluapnya Sungai Timpeh pada Jumat (28/2) dan Sungai Batanghari pada Sabtu (1/3) hingga Minggu (2/3) mengakibatkan puluhan hektare ladang jagung di Dharmasraya terendam banjir.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dharmasraya, Eldison menyebut, meluapnya Sungai Timpeh mengakibatkan puluhan hektare ladang jagung di Kecamatan Timpeh terendam banjir. Sementara itu, meluapnya Sungai Batanghari mengakibatkan sekitar sepuluh hektare ladang jagung di Nagari Padang Laweh, Kecamatan Padang Laweh, terendam banjir. Kedalaman banjir bahkan mencapai 1 meter.
“Ladang jagung yang terendam banjir ada yang akan panen, ada yang baru ditanam, dan ada yang sudah berbunga,” ,” ujarnya, Minggu (2/3).
Eldison mengungkapkan bahwa jagung yang baru ditanam oleh petani hanyut dan terendam banjir, bahkan ada yang tertutup lumpur. Akibatnya, para petani rugi cukup besar, karena dipastikan gagal panen. Eldison menyebutkan, tim BPBD bersama TNI, Polri, dan warga telah berkeliling untuk memantau kondisi di lapangan. “Tim kami masih di lapangan. Banjir sudah surut. Kami sedang menginventarisir dampak dan kerugian yang ditimbulkan di lapangan,” tuturnya. (*)