Tim Indepth Haluan: Fauzi, Nurfatimah, Mitha, Abdul, Aldi, Yesi, Yursil, Gatot
PADANG, HARIANHALUAN.ID — Koperasi yang seharusnya sebagai tulang punggung perekonomian masyarakat Sumatera Barat (Sumbar), justru menghadapi tantangan besar.
Data dari Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Dinkop UKM) Sumbar mengungkap dari 4.137 unit koperasi yang terdaftar, hanya 2.090 yang masih aktif. Sisanya, sebanyak 2.047 koperasi, terpaksa berhenti beroperasi karena berbagai kendala. Apa yang sebenarnya terjadi? Dan bagaimana nasib para anggotanya yang menggantungkan harapan pada koperasi-koperasi ini?
Ketua Koperasi Wanita Sulaman Indah Mayang, Fitrinawati, mengungkapkan bahwa koperasi yang dipimpinnya telah vakum selama dua tahun terakhir. Kesibukan masing-masing anggota membuat mereka sulit berkumpul, termasuk dalam mengadakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) yang seharusnya dilakukan pada Maret 2025.
“Koperasi ini berada di bawah naungan pemerintah provinsi dan telah diberikan tenggat waktu untuk melaksanakan RAT bulan ini. Namun, karena kesibukan anggota, sulit mengumpulkan mereka,” ujar Fitrinawati.
Menurutnya, rendahnya minat anggota dalam memanfaatkan layanan simpan pinjam menjadi faktor utama lesunya koperasi. Banyak anggota lebih memilih mengambil pinjaman dari perusahaan layanan permodalan kelompok perempuan di bawah Badan Usaha Milik Negara (BUMN), sehingga perputaran dana di koperasi semakin menurun. “Layanan permodalan dari perusahaan BUMN ini sangat gencar memberikan pinjaman. Akibatnya, anggota lebih fokus membayar utang ke sana dibandingkan mengembangkan koperasi,” tambahnya.
Pemerintah telah memberikan dukungan dalam bentuk pelatihan bagi perajin sulaman. Namun, hal ini belum cukup untuk menghidupkan kembali koperasi tanpa adanya partisipasi aktif dari anggota.