Laporan : Yesi Deswita
HARIANHALUAN.ID – “Dilarang Bon! Jepang pernah hancur karena bom, warung akan hancur karena bon” sepenggal kata-kata yang ditempelkan di warung kelontong milik Rani di kawasan Gunung Pangilun Kota Padang.
Kepada Haluan Rani menuturkan masih ada pelanggan yang ngebon di warung miliknya.
“Biasanya itu pembeli ngebon saat beli rokok batangan atau pulsa. Alasannya tidak bawa uang, tapi hp mereka bawa. Nantinya entah kapan-kapan dibayar,”jelasnya, Kamis (27/3/2025).
Sehingga ia memutuskan untuk menghadirkan opsi pembayaran via Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) BRI, agar tidak adalagi alasan ngebon karena tidak membawa uang kecil.
“Kalau sudah ada QRIS BRI ini, tidak bawa uang cash pun tidak masalah, mereka tinggal klik, scan bayar,” ujarnya.
Penggunaan QRIS BRI juga memudahkan pelanggan dalam melakukan pembayaran. Terpisah salah seorang pembeli, Hakuna yang ditemui saat berbelanja kerudung untuk persiapan lebaran menjelaskan, sehari-hari ia mulai jarang memegang uang cash.
“Sekarang lifestyle (gaya hidup) anak-anak muda kayanya udah cashless (tanpa uang tunai) ya, kalau mau beli apa-apa pakai pembayaran digital saja seperti QRIS ini. Lebih cepat, gampang,” ucapnya.
Kaunit BRI Simpang Haru Kota Padang, Edi Sofyan membenarkan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) memungkinkan transaksi pembayaran menjadi lebih cepat, aman dan efisien.
“Dengan digitalisasi pembayaran tidak hanya mempermudah transaksi, tetapi juga meningkatkan transparansi dan efisiensi dalam pengelolaan usaha,” ucapnya, Jumat (28/3/2025).
Penjual juga tidak perlu repot mencari-cari uang kembalian.
Senada dengan itu, Ketua Komisi II DPRD Kota Padang yang fokus membahas bidang perekonomian, Rachmad Wijaya juga mendukung pelaku usaha untuk beralih ke pembayaran digital.
“Dengan menyediakan layanan pembayaran digital, dapat mendukung digitalisasi dan kemudahan proses pembayaran cashless, sehingga mempermudah pengunjung dan pelaku usaha dalam bertransaksi,” ujarnya. (h/yes)