KAPUAS HULU, HARIANHALUAN.ID – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengirim bantuan dukungan logistik untuk warga terdampak banjir di Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat pada Senin (24/3). Penyerahan bantuan ini dilakukan oleh Direktur Dukungan Sumber Daya Darurat BNPB Agus Riyanto kepada Bupati Kapuas Hulu Fransiskus Diaan.
Dukungan logistik berupa paket sembako, matras, dan selimut dengan jumlah masing-masing sebanyak 200 paket ini dikirimkan berdasarkan permohonan Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu yang sebelumnya menetapkan status Tanggap Darurat dengan Nomor 78/BPBD/2025 tentang Penetapan Status Tanggap Darurat Bencana Banjir, Puting Beliung, dan Tanah Longsor di Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2025. Selain paket logistik, diserahkan pula bantuan peralatan berupa satu unit perahu politelin lengkap dengan mesinnya.
Sebelumnya diberitakan, banjir merendam 47 desa dan dua kelurahan di 12 kecamatan, Kabupaten Kapuas Hulu sejak Jumat (21/3). Banjir yang dipicu hujan dengan intensitas tinggi seharian ini berdampak di Kecamatan Embaloh Hilir, Silat Hikir, Bika, Putussibau Utara, Putussiba Selatan, Pengkadan, Selimbau, Puring Kencana, Embaloh Hulu, Bunut Hilir, Kalis, dan Seberuang. Ketinggian muka air berkisar antara 50-120 sentimeter.
Kondisi mutakhir banjir Kapuas Hulu yang diterima oleh BNPB per Rabu (26/3), genangan air di wilayah Kota Putussibau sudah surut. Wilayah lain masih tergenang banjir.
Banjir ini membawa kerugian materil berupa terendamnya 2.881 unit rumah warga dan 91 unit fasilitas umum. Sebanyak 15.161 KK / 42.997 jiwa terdampak. Meskipun demikian, dilaporkan tidak ada pengungsian terpusat. Masyarakat melakukan evakuasi mandiri di rumah masing-masing dengan membuat panggung untuk menyelamatkan diri dan harta benda. Mobilitas dan aktivitas warga dengan menggunakan sampan atau perahu.
Kenapa Kapuas Hulu Langganan Banjir?
Berdasarkan catatan data bencana, banjir di Kabupaten Kapuas Hulu sudah terjadi sejak lama. Bupati Kapuas Hulu menyampaikan, kenaikan muka air Sungai Kapuas menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir di wilayah ini. Banjir atau genangan selalu terjadi setiap tahun, namun untuk banjir dalam skala besar dan ketinggian yang signifikan terjadi dalam siklus lima tahunan.
Lamanya genangan air disebabkan adanya hambatan di hilir yang tidak lancar dalam mengalirkan air ke laut.
Saat meninjau lokasi banjir Kapuas Hulu, tim BNPB bersama dengan Bupati dan OPD terkait mendiskusikan upaya-upaya penanganan banjir salah satunya dengan mengaktifkan embung atau danau alami untuk membantu mengurangi limpasan Sungai Kapuas dan membuat genangan air cepat surut.
Tantangan yang dihadapi pada upaya tersebut adalah sedimentasi yang sudah cukup parah. Perlu adanya normalisasi di kawasan hilir seperti di Pontianak dan Kubu Raya. Oleh karena itu diperlukan kerja sama antar berbagai pihak seperti dengan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dan Kementerian Pekerjaan Umum.
Meskipun pada saat ini warga masyarakat Kapuas Hulu telah mampu beradaptasi dengan kondisi limpasan Sungai Kapuas, BNPB mengimbau warga untuk tetap waspada akan potensi risiko ancaman lanjutan seperti ancaman kesehatan, dan hewan buas yang hanyut terbawa arus. (*)