Pria berusia 48 tahun itu menyebut bahwa dirinya merupakan ayah sekaligus ibu bagi empat orang anaknya. Sang istri sendiri sudah meninggal dunia sekitar lima tahun lalu. Saat ini, anaknya yang paling besar sudah kuliah di Institut Teknologi Padang (ITP).
Anak nomor dua, baru saja tamat SMA dan berencana untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Kemudian yang ketiga, masih SMP dan paling kecil kelas II SD. Dalam kondisi ekonomi yang serba terbatas, tentunya pendidikan paling utama dibandingkan harus merenovasi rumah.
“Saya ini kan buruh, gajinya pas-pasan. Kalau dipaksakan merenovasi rumah, tentu akan menganggu kebutuhan pendidikan anak-anak. Bagi saya, pendidikan lebih penting dibandingkan merenovasi rumah. Karena untuk meningkatkan ekonomi suatu kaum, harus dimulai dari pendidikan,” ujar pria asal Purwokerto, Jawa Tengah ini.
Sekretaris Camat Lubuk Kilangan, Nurul Widya Siska mengapresiasi PT Semen Padang dan Forum Nagari Bandar Buat yang telah menggulirkan program bedah rumah. Ia berharap, program bedah rumah ini tidak hanya di Bandar Buat, tapi juag di kelurahan lain di Lubuk Kilangan.
“Program bedah rumah ini luar biasa sekali. Program ini sangat membantu masyarakat kurang mampu, khususnya yang memiliki rumah tidak layak huni. Mudah-mudahan, program ini dapat berlanjut ke kelurahan lain di Kecamatan Lubuk Kilangan,” kata Siska.
Ketua Forum Nagari Bandar Buat, Dahrulsyah mengatakan, program bedah rumah ini juga bagian dari program kerja Forum Nagari Kelurahan Bandar Buat yang didukung penuh oleh PT Semen Padang, melalui Dana Tanggung Jawab Sosial & Lingkungan (TJSL) perusahaan. Untuk tahun ini, ada tiga unit rumah yang dibedah di Kelurahan Bandar Buat.