“Kita harus mempersiapkan semaksimal mungkin, dengan melakukan latihan simulasi evakuasi dilaksanakan secara mandiri dan dari BNPB pun sudah melatih beberapa kali, serta beberapa shelter yang telah dibangun dapat menyelamatkan diri dalam waktu sementara,” tuturnya.
Selanjutnya, Suharyanto mengungkap bahwa di Sumatra Barat terdapat kearifan lokal yang dapat dijadikan sebagai salah satu upaya peningkatan kesiapsiagaan, yaitu Rumah Gadang.
“Pada tahun 2022 ada gempa di Pasaman dan Pasaman Barat, rumah gadang lebih kokoh dibandingkan bangunan baru dari bata merah roboh. Sebenarnya orang tua dan nenek moyang kita sudah tahu dan sudah paham, sehingga membuat rumah itu ketika terjadi goyangan gempa itu tahan, kemudian dibuat tinggi itu untuk mencegah air masuk,” ungkap Suharyanto.
“Ini menjadi perhatian kita semua, barangkali itu juga menjadi salah satu solusi di wilayah yang terancam potensi megathrust dalam hal membangung dan menyiapkan tata kota,” lanjutnya.
Bencana lain yang sering terjadi ialah bencana hidrometeorologi basah. Sepanjang tahun 2024 terdapat 12 kabupaten kota di Sumatra Barat terdampak dari banjir, tanah longsor dan pohon tumbang. Kejadian tersebut sebabkan 39.314 warga terdampak dan 78.877 mengungsi serta 27 orang meninggal dunia
Pembelajaran dari Erupsi Gunung Marapi
Setiap kejadian bencana tentunya akan ada hikmah dan pembelajaran yang dapat dipetik serta menjadi pengingat di masa akan datang. Salah satunya peristiwa Erupsi Gunung Marapi tahun 2023 lalu.