PADANG, HARIANHALUAN.ID— Provinsi Sumatera Barat kembali menunjukkan aktivitas seismik yang tinggi. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat sejak awal Januari hingga 8 Mei 2025, wilayah ini telah diguncang oleh 189 gempa bumi.
Dari jumlah tersebut, 11 di antaranya dirasakan langsung oleh masyarakat. “Paling banyak terjadi pada April, yakni sebanyak 67 kali,” ungkap Kepala Stasiun Geofisika BMKG Padang Panjang, Suaidi Ahadi, Kamis (8/5).
Rincian data menunjukkan bahwa gempa tercatat sebanyak 44 kali di Januari, 57 kali pada Februari, 54 kali pada Maret, dan 67 kali pada April. Sementara hingga 8 Mei, Sumbar telah mengalami 17 kali gempa.
Dari kejadian tersebut, empat gempa yang dirasakan terjadi di April, tiga di Januari, satu di Februari, dan tiga kali lagi di awal Mei. Meskipun sebagian besar tidak menimbulkan kerusakan, frekuensinya menunjukkan peningkatan aktivitas tektonik yang perlu dicermati.
Sumatera Barat berada di wilayah tektonik aktif karena dilintasi oleh lima segmen patahan besar: Barumun, Angkola, Sianok, Sumani, dan Suliti. Masing-masing memiliki potensi magnitudo hingga 7,4.
Di sisi barat Sumbar juga membentang zona subduksi Megathrust Mentawai, salah satu sumber gempa dan tsunami terbesar di Indonesia.
“Kita hidup di wilayah tektonik aktif. Selain zona patahan, ada juga subduksi yang harus diwaspadai,” ujar Suaidi.