PADANG, HARIANHALUAN.id— Sebanyak 48.067 warga Kota Padang masih tercatat sebagai pengangguran.
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kota Padang pada tahun 2024 sebesar 9,88 persen merupakan yang tertinggi di Sumatera.
Tetapi demikian, jumlah ini mengalami penurunan bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya atau 2023 yang mencapai 52.014 jiwa atau 10,86 persen.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian (Disnakerin) Kota Padang, Ferry Erviyan Rinaldy mengatakan berbagai upaya dilakukan dalam menekan tingkat pengangguran.
Selain dengan mengadakan bursa kerja, juga meningkatkan kompetensi dari pencari kerja (pencaker) serta mengadakan berbagai pelatihan melalui Balai Latihan Kerja (BLK) .
“Setelah mengikuti pelatihan dan mengantongi sertifikat, peserta kita bantu dengan peralatan lengkap untuk berwirausaha sehingga mereka bisa mandiri,” ujar Ferry Erviyan Rinaldy kepada Haluan, kemarin.
Ia mengatakan pada tahun ini ditargetkan diberikan sebanyak 10 paket pelatihan melalui BLK diantaranya pelatihan make up artis (MUA), satpam, memasak, teknisi hp, dan lainnya.
“Cukup banyak pelatihan yang kita adakah untuk bisa menciptakan pekerja yang mandiri yang anggarannya berasal dari dana pokok pikiran (pokir) dewan,” jelasnya.
Ferry mengatakan pada tahun ini ditargetkan sebanyak 300 peserta mengikuti pelatihan di Balai Latihan Kerja .
Setiap paket pelatihan biasanya diikuti 20 peserta atau bisa juga lebih. Sedangkan lama pelatihan bisa dua minggu, sebulan bahkan tiga bulan.
Ia menambahkan saat ini Disnakerin Padang juga sedang menggiatkan program pemagangan langsung ke perusahaan-perusahaan yang membutuhkan pegawai.
Peserta akan dilatih di perusahaan yang memang membutuhkan tenaga kerja. Jika dianggap mampu,mereka langsung bisa diterima bekerja.
“Dari sebanyak 80 peserta yang ikut, 53 orang diantaranya sudah diterima bekerja seperti di Hayati, Interco, Hotel Rangkayo Basa, Hotel Rocky dan lainnya,” ujarnya.
Ia mengatakan syarat untuk dapat mengikuti program magang langsung tergantung dari kebutuhan perusahaan.
“Memang tidak semua yang bisa lulus, tapi paling tidak itu juga bisa menjadi salah satu solusi kita untuk menekan angka pengangguran ini,” sebut Ferry.
Dikatakannya lagi rata-rata memang dibutuhkan lulusan SMK, tetapi tidak tertutup juga kemungkinan lulusan SMA tergantung kebutuhan perusahaan.
Solusi lainnya untuk menekan pengangguran menurutnya adalah pengiriman tenaga kerja ke luar negeri baik melalui program magang ataupun bekerja.
“Sekarang ini untuk seluruh Indonesia ada sebanyak 150 ribu kebutuhan untuk bekerja di Jepang. Di Sumbar kita juga mengadakan pelatihan untuk memenuhi permintaan tersebut.
Dari target pelatihan 150 orang, yang mendaftar hingga saat ini baru sebanyak 90 orang. Makanya kemarin di BLK Pak Wali Kota juga mengeluarkan testimoni, ayo mendaftar kesempatan untuk bekerja di luar negeri,” jelas Ferry.
Ia mengakui besarnya jumlah lulusan SMK dan sarjana ikut menyumbang tingginya tingkat pengangguran di Kota Padang.
“Kita memiliki aplikasi bagi setiap pencaker dan juga lulusan SMK yang sedang mencari pekerjaan. Tetapi masalahnya ketika sudah diterima bekerja, merela tidak melapor lagi.
“Akibatnya banyak yang masih tercatat juga sebagai pengangguran padahal sebenarnya mereka sudah bekerja,” tutupnya. (h/ita)