PADANG, HARIANHALUAN.ID — Sumatera Barat (Sumbar) menjadi tulang punggung produksi gambir nasional dengan kontribusi mencapai 85 persen. Kabupaten Lima Puluh Kota tercatat sebagai daerah penghasil terbesar, disusul Pesisir Selatan dan Agam. Namun, tingginya kontribusi tersebut belum sejalan dengan kesejahteraan petani gambir di daerah ini, yang masih terpuruk akibat rendahnya harga jual.
Data Dinas Perkebunan Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumbar menunjukkan, hingga tahun 2024, luas lahan gambir di provinsi ini mencapai 28.760 hektare, dengan total produksi 25.818 ton. Kabupaten Lima Puluh Kota menyumbang produksi terbanyak dengan luas lahan 17.360 hektare dan produksi 20.033 ton. Di posisi berikutnya, Pesisir Selatan memiliki 10.492 hektare lahan dengan produksi 5.515 ton.
Meski menyandang status sebagai komoditas unggulan, kondisi para petani gambir justru memprihatinkan. Ketua Asosiasi Komoditi Gambir Indonesia (AKGI), Ramal Saleh, mengungkapkan bahwa harga gambir terus merosot dalam 15 tahun terakhir dan tak kunjung membaik.
“Kalau disebut produk unggulan, tentu petani gambirnya dan masyarakatnya sejahtera. Tetapi kenyataannya, para petani gambir menangis,” ujar Ramal kepada Haluan, Senin (4/8/2025).
Menurutnya, pascagempa besar Padang 2009, harga gambir anjlok dan hingga kini stagnan di kisaran Rp40 ribu per kilogram, jauh di bawah harga tertingginya yang pernah menyentuh Rp120 ribu per kilogram. Salah satu penyebabnya, kata Ramal, adalah intervensi pedagang luar negeri, khususnya dari India, yang membeli langsung dari petani sejak 2010.
“Sejak pedagang India masuk langsung ke lapangan, harga jatuh. Ironisnya, kita yang menguasai 85 persen produksi gambir dunia malah tidak punya posisi tawar yang kuat,” kata mantan Ketua Kadin Sumbar itu.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Ramal menilai penerapan Sistem Resi Gudang (SRG) merupakan solusi terbaik dalam memberikan kepastian harga kepada petani. Dengan SRG, hasil gambir disimpan di gudang berstandar dan dijual saat harga pasar menguntungkan.
“Bangun saja gudang yang bisa memuat 10 ribu ton gambir. Saat ini gudang milik saya kapasitasnya 4 ribu ton. Jadi tinggal dikembangkan dua atau tiga kali lipat,” ujarnya.