Tidak hanya itu, pemerintah juga telah menyusun roadmap pengembangan ekraf untuk lima tahun ke depan, yaitu 2025–2029. Sementara itu, rencana induk untuk 20 tahun ke depan masih dalam tahap perencanaan karena keterbatasan anggaran. “Tapi secepatnya akan disusun, karena ini menjadi dokumen yang sangat penting,” jelas Wahendra.
Sumbar sendiri memiliki 17 dari 20 subsektor ekraf yang ada di Indonesia. Luhur menjelaskan, subsektor tersebut dibagi dalam tiga kategori. Pertama, subsektor unggulan yang menjadi andalan utama, yakni film, animasi, dan video. Kedua, subsektor lokomotif yang menjadi penggerak utama, yaitu kuliner, kriya, dan fashion. Ketiga, subsektor pendukung yang mencakup 13 subsektor lainnya.
Film menjadi subsektor unggulan karena efek domino yang ditimbulkannya terhadap sektor lain. Sumbar kerap menjadi lokasi syuting film, yang kemudian menghidupkan subsektor lain seperti kuliner, fashion, pertunjukan, fotografi, hingga jasa produksi video. “Industri film ini membuka peluang besar bagi ekraf lainnya,” ujar Luhur.
Dalam pembinaan ekraf, Dispar Sumbar menggelar berbagai program. Bentuknya beragam, mulai dari Focus Group Discussion (FGD), pasar ekraf, pelatihan digital marketing, hingga fasilitasi pengurusan HAKI. Semua ini diharapkan mampu mendorong pelaku ekraf lebih berkembang dan mampu bersaing di tingkat nasional maupun internasional.
Selain itu, untuk memperkuat komunikasi dan jejaring antar pelaku ekraf, Dispar Sumbar membentuk Forum Komunikasi Ekraf Sumbar. Forum ini menjadi wadah diskusi, kolaborasi, dan promosi lintas subsektor. “Dari 19 kabupaten dan kota, 14 daerah sudah terbentuk forum ekraf. Sisanya masih dalam proses dan ditargetkan selesai dalam waktu dekat,” kata Wahendra.
Setiap daerah di Sumbar memiliki keunggulan ekraf yang berbeda-beda. Kota Padang dan Bukittinggi dikenal dengan ekraf kuliner yang kaya cita rasa. Sementara itu, Payakumbuh terkenal dengan pertunjukan seni, kriya, dan fashion. Agam memiliki kekuatan pada kriya dan handycraft, sedangkan Tanah Datar dan Padang Panjang unggul di pertunjukan seni tradisional.