PADANG, HARIANHALUAN.ID – Provinsi Sumatera Barat merupakan salah satu daerah dengan konsumsi daging yang tinggi di Indonesia. Setiap tahun, rata-rata dibutuhkan 65 ribu ekor sapi/kerbau dan 20 ribuan ekor kambing untuk disembelih.
Untuk kebutuhan konsumsi harian dan produksi olahan daging seperti rendang, dari jumlah ternak yang ada masih bisa dipenuhi. Ditambah lagi karena adanya kebijakan pemerintah untuk impor daging dari luar negeri yang harganya jauh lebih murah daripada harga daging sapi lokal.
Namun, untuk kebutuhan sapi lokal setiap tahun, khususnya pada momen Idul Adha, permintaan akan hewan kurban yang tinggi, membuat kebutuhan ini tak bisa dipenuhi. Dengan kondisi tersebut, tentu saja wacana swasembada daging yang dicanangkan pemerintah sejak tahun 2009, disambung lagi tahun 2014, tahun 2018 dan sekarang, masih jauh dari realisasi.
Pada Idul Adha tahun 2025 lalu, tercatat 47 ribu sapi kurban dan 5.000 ekor kambing kurban disembelih di Sumbar. Jumlah ini meningkat dibanding pada tahun 2024 lalu yang hanya sekitar 45 ribu ekor sapi kurban. Sedangkan pada tahun 2023 tercatat 43 ribu sapi kurban dan pada tahun 2022 tercatat 41 ribu sapi kurban yang disembelih di Sumbar.
“Setiap tahun memang terjadi peningkatan kebutuhan hewan kurban sekitar 1.000 sampai 2.000 ekor,” kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sumatera Barat Sukarli, S.Pt., M.Si., kepada Haluan, Senin (11/8) di ruang kerjanya.
Tingginya konsumsi daging di Sumbar itu, terutama pada momen Idul Adha, menurut Sukarli baru bisa terpenuhi sekitar 60-65 persen saja. Sisanya, 35-40 persen lagi, ternak tersebut didatangkan dari luar Sumbar seperti Riau, Lampung atau Sumatera Utara.