PADANG, HARIANHALUAN.ID — Sektor perkebunan merupakan salah satu tulang punggung perekonomian Sumatera Barat (Sumbar). Dalam hal ini, sawit masih menjadi komoditas primadona. Tahun ini, Sumbar setidaknya menerima Rp53,17 miliar dari Dana Bagi Hasil (DBH) Sawit.
Dinas Perkebunan, Tanaman Pangan dan Hortikulturan (Disbuntanhor) Sumbar mencatat, total luas areal perkebunan rakyat maupun swasta di Sumbar mencapai lebih dari 1,07 juta hektare, dengan produksi beragam komoditas unggulan yang memberi sumbangan signifikan terhadap pendapatan petani dan daerah.
Komoditas kelapa sawit mendominasi dengan luas lahan sekitar 476.286 hektare dan produksi mencapai 1,396 juta ton. Disusul karet dengan lahan 140.336 hektare dan produksi sekitar 139 ribu ton, serta gambir yang menjadi ikon ekspor Sumbar dengan luas 19.164 hektare dan produksi sebesar 15.583 ton.
“Sawit memang masih menjadi penyumbang terbesar bagi perekonomian perkebunan. Tetapi komoditas spesifik daerah seperti gambir memiliki nilai strategis dalam perdagangan internasional,” ujar Kepala Bidang (Kabid) Tanaman Perkebunan Disbuntanhor Sumbar, Agustian kepada Haluan, Kamis (21/8).
Di sisi lain, kakao juga tetap menjadi komoditas andalan dengan luas lahan 87.000 hektare dan produksi mencapai 81.367 ton. Termasuk kelapa dengan luas lahan 85.511 hektare dan produksi 81.612 ton.
Dari sektor kopi, Sumbar memiliki dua varietas utama: Arabika seluas 18.674 hektare dan produksi 8.012 ton serta Robusta seluas 10.668 hektare dan produksi 15.583 ton. Kedua jenis kopi ini, terutama Arabika dari dataran tinggi, masih memiliki peluang besar menembus pasar premium ekspor.