Sabtu, 27 September 2025
HarianHaluan.id
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • UTAMA
  • EkBis
  • NASIONAL
  • OLAHRAGA
  • SUMBAR
    • AGAM
    • BUKITTINGGI
    • DHARMASRAYA
    • KAB. SOLOK
    • KOTA SOLOK
    • KAB. LIMAPULUH KOTA
    • MENTAWAI
    • PADANG
    • PADANG PANJANG
    • PADANG PARIAMAN
    • PARIAMAN
    • PASAMAN
    • PASAMAN BARAT
    • PAYAKUMBUH
    • PESISIR SELATAN
    • SAWAHLUNTO
    • SIJUNJUNG
    • SOLOK SELATAN
    • TANAH DATAR
  • OPINI
  • PENDIDIKAN
    • KAMPUS
      • INSTITUT TEKNOLOGI PADANG
      • POLITEKNIK ATI PADANG
      • POLITEKNIK NEGERI PADANG
    • SASTRA BUDAYA
  • PARIWISATA
  • WEBTORIAL
  • PILKADA SUMBAR
  • INSPIRASI
  • RAGAM
    • PERISTIWA
    • HIBURAN
    • KESEHATAN
    • LIFESTYLE
    • OTOMOTIF
    • RANAH & RANTAU
      • KABA RANAH
      • KABA RANTAU
    • PRAKIRAAN CUACA
  • UTAMA
  • EkBis
  • NASIONAL
  • OLAHRAGA
  • SUMBAR
    • AGAM
    • BUKITTINGGI
    • DHARMASRAYA
    • KAB. SOLOK
    • KOTA SOLOK
    • KAB. LIMAPULUH KOTA
    • MENTAWAI
    • PADANG
    • PADANG PANJANG
    • PADANG PARIAMAN
    • PARIAMAN
    • PASAMAN
    • PASAMAN BARAT
    • PAYAKUMBUH
    • PESISIR SELATAN
    • SAWAHLUNTO
    • SIJUNJUNG
    • SOLOK SELATAN
    • TANAH DATAR
  • OPINI
  • PENDIDIKAN
    • KAMPUS
      • INSTITUT TEKNOLOGI PADANG
      • POLITEKNIK ATI PADANG
      • POLITEKNIK NEGERI PADANG
    • SASTRA BUDAYA
  • PARIWISATA
  • WEBTORIAL
  • PILKADA SUMBAR
  • INSPIRASI
  • RAGAM
    • PERISTIWA
    • HIBURAN
    • KESEHATAN
    • LIFESTYLE
    • OTOMOTIF
    • RANAH & RANTAU
      • KABA RANAH
      • KABA RANTAU
    • PRAKIRAAN CUACA
HarianHaluan.id
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • UTAMA
  • EkBis
  • NASIONAL
  • OLAHRAGA
  • SUMBAR
  • OPINI
  • PENDIDIKAN
  • PARIWISATA
  • WEBTORIAL
  • PILKADA SUMBAR
  • INSPIRASI
  • RAGAM
HARIANHALUAN.ID UTAMA

Didominasi Dokter Spesialis, 65 Formasi CPNS Pemprov Sumbar Tak Terisi

Editor: Redaksi
Kamis, 06/01/2022 | 11:03 WIB
ShareTweetSendShare
DOKTER SPESIALIS—Suasana ruangan instalasi gawat darurat (IGD) di RSUP M. Djamil Padang, Rabu (5/1). Berdasarkan data Dinas Kesehatan Sumbar, distribusi dokter spesialis di Sumbar hingga kini masih belum merata, dan masih bertumpuk di kota-kota besar. FAJAR

PADANG, HALUAN — Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Sumatra Barat mencatat, dari total 1.176 formasi yang dibuka pada Seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) 2021, sebanyak 65 formasi di antaranya urung terisi. Formasi tersebut tersebut didominasi oleh dokter spesialis.

Kepala BKD Sumbar, Ahmad Zakri mengatakan, pada Seleksi CPNS dan PPPK 2021 di lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatra Barat (Pemprov Sumbar), sebanyak 1.111 peserta telah dinyatakan lulus, dengan rincian, 403 formasi CPNS, 704 formasi PPPK Guru, dan 4 formasi PPPK Nonguru.

“Untuk kekosongan sendiri ada sebanyak 22 dari formasi CPNS, 39 PPPK, dan 4 PPPK Nonguru. Sehingga total ada 65 formasi yang masih kosong,” katanya saat dihubungi Haluan, Rabu (5/1).

Ia menjelaskan, untuk CPNS, formasi yang kosong didominasi oleh formasi dokter spesialis. Beberapa formasi yang urung terisi antara lain, spesialis jantung, jiwa, mata, radiologi, rehab medis, urologi, dan seterusnya. Di samping itu, juga ada pengasuh olahraga, pengolahan data survei, dan petugas pengukuran di Dinas Kehutanan (Dishut).

Ia mengatakan, formasi dokter spesialis sendiri memang sejak awal sudah sepi peminat. Bahkan, pihaknya juga telah melakukan optimalisasi, sehingga kekosongan yang semula berjumlah 50 formasi, berkurang menjadi 18 formasi.

Menurut pria yang sebelumnya menjabat Kepala Biro Organisasi Setdaprov Sumbar itu, formasi dokter spesialis memang selalu sepi peminat. Setiap kali pemeintah membuka Seleksi CPNS, dokter spesialis selalu menjadi formasi yang kurang peminat.

“Karena kan, sebagian besar dokter yang menjadi spesialis itu, saat masih menjadi dokter umum, sudah berstatus ASN. Kalau yang mandiri langsung ke jabatan spesialis memang kurang. Tetapi, lantaran kami masih kekurangan dokter spesialis, makanya dibuka formasi untuk dokter spesialis,” ujarnnya.

Kekurangan Dokter Spesialis

Minimnya peminat dokter spesialis pada Seleksi CPNS 2020 dilihat Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Sumbar, dr. Pom Harry Satria sebagai sesuatu yang kontradiktif. Pasalnya, dalam hal ketersedian SDM dokter spesialis, Sumbar masih jauh tertinggal dari provinsi-provinsi lain. Hal ini berbanding terbalik dengan dengan posisi Sumbar sebagai salah satu produsen dokter spesialis terbesar di Indonesia.

Menurut dr. Pom, banyaknya dari lulusan kedokteran di Sumbar yang enggan mengabdi di kampung halaman, dan memilih untuk bekerja di provinsi lain, menjadi salah satu akar utama persoalan ini.

“Hal inilah yang menjadi problem yang mendasar di Sumbar. Bisa kita lihat di beberapa daerah, seperti Mentawai, dokter spesialis masih sangat kurang. Padahal Sumbar memiliki salah satu produsen dokter terbaik, yakni Universitas Andalas (Unand). Lalu, kenapa kita sebagai penghasil produk pendidikan malah kekurangan tenaga spesialis,” katanya.

Menurutnya, persoalan perlu disikapi bersama melalui kebijakan pemerintah daerah (pemda). Ia mengakui, salah satu pokok kebutuhan, seperti dukungan dan fasilitas bagi dokter spesialis di Sumbar masih lebih rendah dibandingkan dengan provinsi lain.

“Sehingga kita berada pada posisi kekurangan tenaga terus. Setelah selesai pendidikan, mereka pergi dan tidak mau mengabdi di kampung halaman. Apalagi yang biaya mandiri, tidak bisa juga dipaksakan harus di Sumbar,” tuturnya.

Ia mengatakan, kalau dibandingkan dengan provinsi tetangga, seperti Riau, justru malah surplus tenaga kesehatan spesialis. Padahal, untuk produsen pendidikan spesialis, Riau baru mulai lima tahun terakhir, dan belum memiliki lulusan spesialis. Sedangkan Sumbar memiliki Unand yang telah memproduksi tenaga spesialis sejak 50 tahun terakhir.

Lebih jauh, dr. Pom menjelaskan, separuh dari tenaga spesialis yang mengikuti pendidikan telah diserap oleh status kepegawaiannya. Hal itu karena yang mengambil pendidikan spesialis biasanya karena tugas belajar.

“Nah, separuhnya lagi adalah mereka yang mengambil pendidikan mandiri. Merekalah yang memiliki kesempatan melamar pada penerimaan CPNS di kabupaten/kota di Sumbar,” ucapnya.

Problem berikutnya adalah hal yang berkaitan dengan dukungan dari rumah sakit (RS). Dalam hal ini terkait fasilitas untuk tenaga spesialis yang berkaitan dengan kesejahteraan maupun fasilitas yang diberikan.

“Kalau dibandingkan dengan provinsi lain, posisi kita lebih rendah. Ini menjadi tantangan tersendiri, terutama untuk menarik minat tenaga spesialis agar mau mengabdi di Sumbar,” ucapnya.

Ke depannya, menurutnya, perlu dilakukan perluasan kesempatan pendidikan bagi dokter yang ada di daerah, baik di RS milik provinsi maupun kabupaten/kota. Meskipun butuh persiapan empat sampai lima tahun hingga tenaga kesehatan yang melaksanakan pendidikan ini bisa kembali ke tempat asal, hal ini tetap perlu dilakukan oleh pemerintah daerah.

“Nah, persoalannya terkadang, dokter yang tidak terikat status kepegawaian biasanya sudah dipinang oleh RS swasta atau kabupaten/kota tertentu dengan berbagai komitmen dan dukungan-dukungan fasilitas yang menarik,” ucapnya.

Lebih jauh ia menjelaskan, menjelang menjadi spesialis, seorang dokter harus menghabiskan waktu yang sangat panjang dan biaya yang sangat besar. Sehingga, saat dokter menyelesaikan pendidikan spesialis dan ditawarkan mengikuti CASN, akan banyak pertimbangannya.

“Pendidikan dokter itu tujuh tahun lamanya. Ada magang, lalu internship selama empat sampai lima tahun dengan biaya mandiri yang tentu tidak kecil. Belum lagi proses seleksi yang ketat. Per waktu penerimaan, kuotanya hanya 10 orang. Sedangkan jumlah peminatnya bisa mencapai 600 orang. Sehingga sebagian besar yang menyelesaikan pendidikan dengan biaya mandiri belum mempertimbangkan menjadi ASN,” tuturnya.

Kondisi ini, juga dialami oleh profesi lain di bidang kesehatan seperti psikolog dan tenaga perawat spesialis. Ia menyebutkan, banyak alumni kedokteran di Sumbar yang memilih bekerja di provinsi lain dengan iming-iming fasilitas dan tingkat kesejahteraan yang lebih baik.

Permasalahannya, menurut dr. Pom, bukan lantaran Pendapatan Asli Daerah (PAD) Sumbar yang rendah, sehingga tidak mampu menyediakan fasilitas yang lebih memadai. Pasalnya, banyak provinsi lain yang PAD-nya lebih rendah dari Sumbar, namun mampu memberikan fasilitas yang lebih baik.

“Jika dihitung-hitung anggaran yang dialokasikan pemerintah untuk fasilitas dokter spesialis masih jauh lebih rendah dibangding biaya rujukan pasien dari daerah yang kekurangan dokter spesialis. Karena untuk rujukan itu anggarannya juga besar. Kongkretnya, butuh satu kebijakan khusus untuk tenaga profesional spesialis, psikolog, dan tenaga keperawatan spesialis. Butuh layanan khusus, di mana perlakuannya tidak bisa disamakan. Kita akan selalu kehilangan tenaga spesialis, psikolog, dan tenaga ahli lainnya jika perlakuannya sama,” ucap dr. Pom.

Terpisah, Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumbar, drg. Busril menyebut, permasalahan dokter spesialis saat ini disebabkan oleh distribusi yang tidak merata. Banyak dokter spesialis yang memilih bekerja di daerah yang menawarkan fasilitas dan insentif yang lebih baik.

Kondisi ini membuat masih banyak daerah di Sumbar kekurangan tenaga dokter spesialis. Dinkes Sumbar mencatat, saat ini dokter spesialis di Sumbar berjumlah sebanyak 1.148 orang. Jumlah tersebut masih terkonsentrasi di RS-RS besar di kota besar.

RSUP M. Djamil Padang menjadi RS yang memiliki jumlah tenaga dokter spesialis terbanyak yakni 182 orang. Diikuti RS Unand sebanyak 53 orang dan RSUD Achmad Mochtar Bukittinggi sebanyak 42 orang.

Sementara itu, beberapa daerah di Sumbar, seperti Kabupaten Pasaman, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Kabupaten Kepulauan Mentawai, dan Kabupaten Solok Selatan (Solsel) tercatat masih kekurangan dokter spesialis.

“Ketersediaan sarana dan prasarana yang lebih lengkap menjadi alasan utama dokter spesialis dalam memilih RS tempatnya mengabdi. Di lain pihak, RS yang tidak memenuhi hal tersebut terpaksa harus gigit jari,” katanya. (h/dan)

Tags: DokterRumah SakitVaksinasi
ShareTweetSendShare

BacaJuga

1.120 Mahasiswa Baru Ikuti PKKMB, UPGRISBA Siapkan Generasi Unggul Sambut Indonesia Emas 2045

1.120 Mahasiswa Baru Ikuti PKKMB, UPGRISBA Siapkan Generasi Unggul Sambut Indonesia Emas 2045

Jumat, 26/09/2025 | 07:40 WIB
Rokok Ilegal

Rokok Ilegal Main Kucing-Kucingan, Bea Cukai Teluk Bayur Ungkap Modus Baru Jaringan di Sumbar

Kamis, 25/09/2025 | 11:41 WIB
Bea Cukai Teluk Bayur

Rokok Ilegal Kian Menggila, Bea Cukai Teluk Bayur Gagalkan 13,8 Juta Batang di Sumbar

Kamis, 25/09/2025 | 11:25 WIB
Fadli Zon Serukan Parlemen se-Asia untuk Dorong Keadilan bagi Rakyat Palestina

Menbud Fadli Zon: Dari Podium PBB, Presiden Prabowo Suarakan Peradaban dan Kebudayaan sebagai Kekuatan Bangsa

Kamis, 25/09/2025 | 02:49 WIB
DPR RI

Arisal Aziz Apresiasi Pidato Presiden Prabowo: Suara Indonesia untuk Palestina

Rabu, 24/09/2025 | 15:31 WIB
Menteri Nusron Usulkan Akselerasi Digitalisasi 300 RDTR di 2026

Menteri Nusron Usulkan Akselerasi Digitalisasi 300 RDTR di 2026

Selasa, 23/09/2025 | 22:50 WIB

HALUANePaper

Digital Interaktif.

Edisi 1 Januari 1970

HALUANOPINI

Desa Silungkang Oso
OPINI

Menapak Jejak Desa Silungkang Oso: Ferdinal dan Mutiara Tersembunyi di Pelukan Bukit

Jumat, 26/09/2025 | 07:18 WIB

SelengkapnyaDetails
Tim PKM UMSB Laksanakan Pengabdian di SMK Dhuafa Padang

Tim PKM UMSB Laksanakan Pengabdian di SMK Dhuafa Padang

Jumat, 19/09/2025 | 22:05 WIB
Muhasabah Diri

Muhasabah Diri

Senin, 15/09/2025 | 11:01 WIB
Muhasabah Diri

Muhasabah Diri

Minggu, 14/09/2025 | 08:02 WIB
Literasi Pagi: Gerakan Bersama Menuju Generasi Literat di SDN 06 Parit Antang

Literasi Pagi: Gerakan Bersama Menuju Generasi Literat di SDN 06 Parit Antang

Selasa, 09/09/2025 | 12:58 WIB

HALUANTERPOPULER

  • Korupsi

    Dua Kasus Korupsi Bernilai Miliaran di Solok Selatan Naik ke Tahap Penyidikan, Salah Satunya Seret Anggota DPRD

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyaris Baku Hantam Pemuda VS Oknum Polisi, Wali Nagari: Saya Tidak Tahu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kejaksaan Negeri Pasaman Hentikan Penyidikan Dugaan Korupsi Dana Donasi Gempa 2022

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pria di Batang Gasan Tewas Bersimbah Darah, Diduga Korban Pembunuhan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pangdam XX/Tuanku Imam Bonjol Luncurkan Program Dapur Satuan Serentak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
HarianHaluan.id

Kantor Redaksi dan Bisnis:
Jln. Prof Hamka (Komp. Bandara Tabing - Lanud St. Syarir) - Kota Padang - Sumatera Barat (25171)

  redaksi@harianhaluan.id

  Redaksi: 08126888210 (Nasrizal)
  Iklan: 081270864370 (Andri Yusran)

Instagram Harianhaluan Post

  • PARIAMAN, HARIANHALUAN.ID – Seorang pria berinisial FP (38) di Kecamatan Batang Gasan, Kabupaten Padang Pariaman, meninggal dunia setelah mendapatkan perawatan di rumah sakit dalam keadaan bersimbah darah di tepi jurang belakang rumahnya pada Rabu (24/9/2025) malam.Dugaan kuat mengarah pada tindak pembunuhan, lantaran terdapat luka tusuk di bagian perut korban. Misteri kian mencengangkan setelah terungkap adanya pesan ancaman yang diterima anak korban, agar keluarga tidak melapor ke polisi.Selengkapnya di link https://harianhaluan.id/peristiwa/hh-132756/pria-di-batang-gasan-tewas-bersimbah-darah-di-tepi-jurang-diduga-korban-pembunuhan/
  • Lubang Runtuhan Raksasa Muncul di Depan RS Vajira, BangkokSebuah lubang runtuhan raksasa muncul di Jalan Samsen, tepat di depan Rumah Sakit Vajira (Wachiraphayaban), distrik Dusit, Bangkok, pada Rabu (24/9). Lubang berdiameter sekitar 30 meter dengan kedalaman hingga 50 meter itu menelan sejumlah mobil serta merobohkan beberapa tiang listrik, memicu kepanikan warga dan menyebabkan gangguan lalu lintas di kawasan padat tersebut.Otoritas Thailand memastikan tidak ada korban luka maupun jiwa dalam insiden ini. Namun, jalan di sekitar lokasi runtuhan langsung ditutup, sementara petugas darurat mengevakuasi warga dan mengalihkan arus kendaraan.Penyelidikan awal menduga kejadian ini dipicu kebocoran pipa air bawah tanah serta aktivitas proyek konstruksi MRT yang tengah berlangsung di area tersebut.Lubang runtuhan ini disebut sebagai salah satu insiden infrastruktur terbesar yang pernah terjadi di Bangkok dalam beberapa tahun terakhir. Pemerintah Thailand berjanji melakukan penanganan darurat dan menggelar audit keamanan di kawasan rawan untuk mencegah kejadian serupa.ℹ️ : Luar Negeri

Follow Us

  • Index
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

HarianHaluan.id © 2025.

Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • UTAMA
  • EkBis
  • NASIONAL
  • OLAHRAGA
  • SUMBAR
    • AGAM
    • BUKITTINGGI
    • DHARMASRAYA
    • KAB. SOLOK
    • KOTA SOLOK
    • KAB. LIMAPULUH KOTA
    • MENTAWAI
    • PADANG
    • PADANG PANJANG
    • PADANG PARIAMAN
    • PARIAMAN
    • PASAMAN
    • PASAMAN BARAT
    • PAYAKUMBUH
    • PESISIR SELATAN
    • SAWAHLUNTO
    • SIJUNJUNG
    • SOLOK SELATAN
    • TANAH DATAR
  • OPINI
  • PENDIDIKAN
    • KAMPUS
      • INSTITUT TEKNOLOGI PADANG
      • POLITEKNIK ATI PADANG
      • POLITEKNIK NEGERI PADANG
    • SASTRA BUDAYA
  • PARIWISATA
  • WEBTORIAL
  • PILKADA SUMBAR
  • INSPIRASI
  • RAGAM
    • PERISTIWA
    • HIBURAN
    • KESEHATAN
    • LIFESTYLE
    • OTOMOTIF
    • RANAH & RANTAU
      • KABA RANAH
      • KABA RANTAU
    • PRAKIRAAN CUACA

HarianHaluan.id © 2025.