PADANG, HARIANHALUAN.ID- Tumbuh dan besar dengan perhatian orang-orang baik yang ada di lingkungannya, takdir akhirnya membawa jalan hidupnya mengabdi untuk masyarakat. Inilah gambaran kisah dari anggota DPRD Sumbar, Khairuddin Simanjuntak.
Bang Juntak demikian panggilan akrabnya di masyarakat. Empat periode sudah ia dipercaya menjadi wakil rakyat, dua periode di DPRD Kabupaten Pasaman, dan dua periode di DPRD Sumbar.
Sukses berkarir di politik, Khairuddin Simanjuntak meraihnya dengan tidak mudah. Untuk sampai di titik yang sekarang masa kecil hingga dewasanya dilaluinya dengan penuh perjuangan.
Saat berbincang dengan Haluan Minggu (7/9), Khairuddin menceritakan suka dukanya saat menjalani masa belia di kampung kecil nun jauh di pelosok, tepatnya di Jorong Suka Damai, Nagari Panti, Kecamatan Panti Kabupaten Pasaman.
Terlahir sebagai anak bungsu dari tujuh bersaudara dengan latar belakang bukan keluarga berada, Khairuddin telah yatim piatu sejak duduk di kelas 6 sekolah dasar (SD). Ibunya berpulang saat ia di bangku kelas 5 SD. Belum hapus duka Khairuddin kehilangan sang ibunda, menginjak kelas 6 SD ia pun harus mengikhlaskan kepergian ayahnya yang juga berpulang menyusul ibunya.
“Setelah kepergian orang tua kami, karena kehidupan yang susah kakak-kakak saya memutuskan pergi merantau, berjuang untuk adik-adiknya. Beberapa kakak yang lain melanjutkan pendidikan di daerah yang juga jauh dari kampung halaman. Alhasil, ketika itu saya yang tinggal sendirian di rumah,”ujar Khairuddin.
Selepas kakak-kakaknya pergi merantau, Khairuddin menjalani hari di kampung sendirian. Usai pulang sekolah ia pergi bekerja menambang pasir ke sungai. Hal ini ia lakukan untuk menutupi biaya sehari-hari dan juga biaya sekolah.
“Sebenarnya ada kakak yang membantu mengirimkan biaya, tapi karena sama-sama dalam tahap berjuang saya tidak mau terlalu membebani saudara. Sebab itu, pulang sekolah saya bekerja menambang pasir yang kemudian dijual dengan 150 perak tiap kalengnya,” ujar Ketua Komisi II DPRD Sumbar itu.
Kehilangan orang tua saat kecil, hari-hari Khairuddin sempat terasa begitu berat. Ditambah ia tidak memiliki keluarga dari pihak ibu serta ayah yang tinggal di Pasaman. Kedua orang tuanya sebelumnya merantau di sana, ayahnya merupakan asli Sumatera Utara, dan ibunya berasal dari Rokan Hulu, Riau.
Pada masa sulit itu, Khairuddin pernah melalui hari dimana ia tidak tahu akan makan apa untuk hari itu. Hingga akhirnya ia hanya puasa seharian, karena tidak ada uang untuk membeli makanan.
Bantuan dari kakak-kakaknya memang ada, tapi karena komunikasi di masa itu tidak selancar sekarang, tidak bisa juga ketika ia kehabisan uang serta merta kakaknya langsung mengirimkan.
“Untuk mengirim uang masa itu harus pakai wesel, lebih kurang seminggu baru bisa sampai,” katanya.
Menghadapi hari yang sulit usai kepergian orang tuanya, hal yang kemudian membuat Khairuddin ringan menjalaninya adalah kepedulian masyarakat di lingkungan kepadanya. Mereka memberi perhatian pada Khairuddin, menyayangi, dan menganggapnya seperti anak kandung serta saudara sendiri.
“Setelah orang tua saya tiada, alhamdulillah banyak yang perhatian, sekarang saya memiliki banyak orang tua angkat, dan juga kakak angkat di kampung halaman di Panti, mereka memperlakukan saya seperti anak dan saudara sendiri.
Kasih sayang merekalah yang akhirnya membuat saya kuat. Orang tua dan juga saudara-saudara angkat ini juga yang kemudian mendorong saya terjun ke ranah politik, hingga berada di titik sekarang,” ujar Ketua Fraksi Gerindra DPRD Sumbar tersebut.
Menamatkan SD dan SMP di Pasaman, Khairuddin kemudian diajak kakaknya tinggal di Jambi dan melanjutkan SMA di sana. Satu tahun di Jambi, saat naik kelas dua ia pindah ke Kota Padang. Menempuh pendidikan di Padang, Khairuddin bekerja sampingan sebagai kernet angkot, hingga akhirnya ia berhasil menamatkan SMA di kota ini.
Tamat dari SMA, Khairuddin mencoba peruntungan dengan merantau ke sejumlah daerah. Ia pernah merantau ke Jambi, Batam, dan terakhir ke Medan. Di Medan ia bekerja sebagai kernet dan terkadang sebagai sopir. Terbiasa di lapangan, ia pun memiliki pergaulan yang luas dan punya banyak teman. Sebahagian dari temannya berasal dari kalangan mahasiswa.
Jelang berakhirnya pemerintahan orde baru saat ia di Medan terjadi gejolak di masyarakat sebagai bentuk protes terhadap sistem yang berjalan di pemerintahan. Pada masa itu Kharuddin menjadi salah seorang aktivis yang ikut lantang menyuarakan kepentingan rakyat agar didengar pemerintah.
Pulang merantau dari Medan dan kembali ke Pasaman, diawal reformasi ia aktif di berbagai organisasi serta LSM yang ada di Pasaman. Hingga akhirnya di tahun 2004 seorang teman mengajaknya terjun ke ranah politik dengan bergabung bersama partai Bintang Reformasi. Ia pun maju ke pileg 2004.Kali pertama maju ke pileg, ia belum berhasil terpilih.
Pada kontestasi pemilu berikutnya atas desakan masyarakat, sejumlah tokoh dan juga orang-orang dekatnya ia pun kembali maju ke kontestasi pemilu dan berhasil terpilih sebagai anggota DPRD Pasaman periode 2009-2014 dari Partai Bintang Reformasi. Pada pileg berikutnya ia pun kembali maju ke DPRD Pasaman, kali ini ia berlayar bersama Partai Gerindra dan kembali berhasil terpilih sebagai anggota DPRD Pasaman periode 2014-2019.
Dua periode di DPRD Pasaman, dengan dukungan partai,saat Pileg 2019-2024 Khairuddin maju ke DPRD Provinsi Sumbar dan berhasil duduk sebagai anggota legislatif di DPRD tingkat I ini. Keterpilihannya di DPRD Provinsi terus berlanjut hingga periode 2024-2029 dengan masa jabatan yang saat ini tengah berjalan.
Bersahaja dalam Kesederhanaan
Saat ini lebih kurang sudah 16 tahun Khairuddin menjalankan amanah sebagai wakil rakyat. Kesehariannya masih sama, tetap berbalut kesederhanaan. Saban hari usai menuntaskan tugas-tugas kedewanan di DPRD Sumbar, Khairuddin akan meluncur ke kampung halamannya di Panti, Pasaman.
Saat berada di kampung halamannya, selain bertemu dan menampung aspirasi masyarakat, politisi Gerindra ini mengisi waktu dengan pergi ke kebun dan juga ke sawah untuk bertani.
“Saat tidak ada tugas di kantor, saya turun ke masyarakat duduk di kedai-kedai mendengarkan aspirasi konstituen, pergi ke sawah dan juga ke kebun, kebetulan saya punya sedikit lahan milik keluarga. Kalau lagi di kampung, ya kembali jadi petani,” ujar Khairuddin.
Aktif turun ke bawah, ia selalu menyempatkan diri untuk hadir dalam banyak kegiatan yang diadakan masyarakat. Salah satu yang terbilang unik adalah, saat ada pesta pernikahan di lingkungan tinggalnya Khairuddin bersama bapak-bapak yang lainnya ikut terjun langsung memasak untuk persiapan pesta tersebut.
Hal ini sesuai juga dengan adat istiadat di Nagari Panti, Kecamatan Panti Pasaman. Dimana kalau ada warga yang menggelar hajat, yang bertugas memasak adalah bapak-bapak.
“Saat menyiapkan menu untuk pesta, di tempat kami yang turun itu Bapak-Bapak. Saya biasanya kebagian tugas mengupas kulit nangka, bawa pisau juga dari rumah untuk memotongnya. Itu lah indahnya bermasyarakat, kami menjalaninya bersama-sama, susah senang bersama,” ucapnya seraya tersenyum.
Kesederhanaan tidak hanya diterapkan Khairuddin dalam kesehariannya. Ia juga menanamkan nilai-nilai ini kepada anak dan istrinya. Meski memiliki suami anggota DPRD, istri Khairuddin yang berprofesi sebagai guru hingga hari ini masih pergi dan pulang mengajar dengan menggunakan becak motor. Begitu pula tiga anaknya, Khairuddin menyekolahkan mereka di sekolah islami dan selalu mengajarkan pada mereka untuk menjauhi sifat sombong.
Selain sederhana dalam keseharian, rumah yang ditempati Khairuddin dan keluarga juga biasa saja, tak ada kesan mewah yang ditonjolkan. Besar dan luas rumahnya tak jauh berbeda dengan rumah warga lainnya. Rumahnya juga tak dipagar tinggi, sehingga warga bisa datang bertamu kapan saja.
Khairuddin menegaskan, ia dan istri sengaja membangun hunian yang biasa saja, karena menurut hemat mereka jika ada rezeki berlebih lebih baik dipakai membantu masyarakat yang membutuhkan. Ia juga tak ingin gaya hidup dan keluarga terlihat senjang dengan masyarakat lainnya. Karena baginya semua masyarakat di lingkungannya sudah seperti keluarga sendiri, ia tak ingin berbeda dari mereka.
Atas perjuangannya selama dua periode di DPRD Sumbar, berbagai program nyata juga telah berhasil dibawa Khairuddin untuk masyarakat daerah pemilihannya (Dapil) di Pasaman dan Pasaman Barat, diantaranya pembangunan Jalan Tapus-Muara Sungai Lolo dan Gelugur, Jalan Rao-Batas Rokan, Jalan Panti-Simpang Empat, pengadaan lampu jalan untuk daerah Patomouan, bantuan alsintan, jalan usaha tani, bantuan benih padi, kebutuhan di sektor pendidikan, keagamaan, peningkatan sumber daya manusia, bantuan becak motor dan yang masih banyak lainnya.
Di akhir bincangnya bersama Haluan, Khairudin menyebut, kebahagiaannya bukanlah tentang memiliki fasilitas mewah atau harta yang bertumpuk, namun kebahagiaannya adalah saat bisa melihat masyarakat yang diwakili tersenyum dan hidup sejahtera melalui perjuangannya di legislatif.
“Sebagai Ketua Komisi II DPRD Sumbar, saya fokus ke bidang pertanian, Insya Allah sektor pertanian akan mendapat perhatian serius dari kita untuk disentuh. Saat pertanian kita bantu, petani tentu akan sejahtera, maka bidang lain juga akan mengikuti, pendidikan akan bagus, agama, budaya, sosial dan yang lainnya juga akan berjalan dengan baik. Mohon doanya selalu dari masyarakat untuk saya bisa menjalankan amanah ini dengan sebaik-baiknya,” tukas Khairuddin yang juga merupakan pembina becak motor di Nagari Panti Pasaman tersebut. (*)