PADANG, HARIANHALUAN.ID — Setiap manusia, pasti akan diuji oleh Allah dalam kehidupannya. Ada yang diuji dengan kesenangan, kesusahan, sakit, kekayaan, kemiskinan, jabatan yang tinggi dan sebagainya. Semakin beriman seseorang, akan nampak pada sikap kesehariannya serta bagaimana ia menjalani kehidupannya. Apakah tabah dengan berbagai cobaan dan kesakitan, ataukah mampu menahan godaan dari sebuah jabatan yang dipercayakan padanya.
Mendekatkan diri pada Allah dengan mengerjakan salat, banyak sedekah, beribadah, menjalankan segala perintah Nya, serta menjauhi segala larangan Nya, adalah bentuk ketaatan pada Allah SWT.
“Banyak sekali saya jumpai orang yang saat sehat rajin beribadah seperti salat dan sedekah, namun pada saat sakit, mereka justru tak mau salat. Dari pengalaman saya sebagai dokter di RS Ibnu Sina, mungkin hanya sekitar 30 persen pasien yang melaksanakan salat. Sisanya, sekitar 70 persen tidak salat dengan alasan sakit. Padahal, banyak kemudahan diberikan Allah agar umat Nya selalu melaksanakan salat 5 waktu. Jika tak mampu berdiri, salat sambil duduk. Tak mampu duduk, sambil tidur juga bisa. Salat adalah tiang agama, yang bakal dihisab pertama kali pada hari berbangkit nanti adalah salat,” kata Ustaz Deki Habiburrahman, S.Sos.I, M.Pd dari RS. Yarsi Ibnu Sina, di hadapan jemaah pengajian Majelis Ilmu Jamilah Dante (MIJ–Dante) di LP2R Psikologi Dangau Teduh Jalan Kemuning nomor 16, Kamis (11/9).

Ustaz Deki adalah sosok yang banyak membimbing pasien dalam bidang kerohanian dan mentalkin kan pasien pada saat kritis atau menjelang sakratul maut di RS Ibnu Sina, Padang.
Dikatakan Ustaz Deki, selain salat, ia juga banyak menemukan pengalaman yang memperkaya batin dan memperkuat keimanannya dalam melaksanakan pekerjaan tersebut. “Banyak melakukan kebaikan walaupun kebaikan kecil, akan membuat hati senang dan bahagia. Kita tidak tahu kebaikan atau amalan apa yang akan mengantarkan kuta ke surga. Tapi dengan berbuat baik, membuat orang lain senang, akan membuat kehidupan kita juga senang,” katanya.
Ia mencontohkan seseorang yang banyak berbuat kebaikan untuk sesama tanpa pamrih, ternyata orang tersebut selalu dimudahkan oleh Allah dalam urusannya.
Akhir kehidupan seseorang akan menentukan bagaimana ia kelak. Ada yang awalnya adalah baik, tapi menjelang akhir hayatnya ia justru menjadi jahat sehingga akhirnya mati dalam keadaan suul khotimah. Tapj ada juga orang yang melakukan kejahatan, ternyata kemudian ia sadar dan berubah menjadi baik dan mati dalam keadaan husnul khotimah.
“Perbanyak istigfar, membaca Al-Qur’an, selalu berbuat baik dan berprasangka baik, rajkn beramal, sedekah dan berbuat kebaikan lainnya. Insya Allah itu menjadi bekal kita untuk menghadap Nya karena kita tak tahu kapan kita akan dipanggil Nya,” kata Ustaz Deki.
Majelis Ilmu Jamilah Dangau Teduh diinisiasi oleh Psikolog Yuni Ushi Johan. Setiap bulan, sekitar 50 anggotanya mengikuti pengajian di rumah sekaligus kantor Psikolog tersebut.

“Anggota pengajian ini sebagian adalah ibu ibu dan wanita yang sibuk dengan pekerjaannya, tapi ingin menambah ilmu dengan menghadiri majelis ini,” lanjutnya.
Pada kesempatan itu, anggota Majelis Ilmu Jamilah Dante juga mendapatkan kesempatan membuka lapak UMKM mereka di sana. Aneka makanan maupun hasil kerajinan tangan seperti rajutan karya para anggotanya, diminati peserta yang hadir.
“Alhamdulillah, ada jual pizza mini, roti, keripik, rajutan dan lainnya. Banyak yang beli, karena harganya juga murah,” kata Nina, Roza, Rina dan beberapa anggota majelis pengajian lainnya. (*)