PADANG, HARIANHALUAN.ID — Tingginya angka kecelakaan lalu lintas di Sumatera Barat (Sumbar) kini menjadi alarm keras. Mayoritas korban adalah pengguna sepeda motor, termasuk pelajar. Di tengah kondisi ini, Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) mendesak percepatan implementasi angkutan umum aglomerasi Trans Palapa yang akan menghubungkan Kota Padang, Kabupaten Padang Pariaman, hingga Kota Pariaman.
Wacana Trans Palapa mencuat kembali saat Pelantikan Pengurus MTI Wilayah Sumbar periode 2025–2028 di Kota Padang, Kamis (11/9/2025). Ketua Umum MTI, Tory Damantoro, menegaskan pihaknya berharap MTI Sumbar mampu memberi kontribusi nyata lewat kajian, advokasi, hingga kerja sama lintas sektor.
“MTI harus hadir dengan ide, energi, dan inovasi, agar tetap relevan dalam menjawab tantangan transportasi yang semakin kompleks,” ujar Tory.
Sementara itu, Ketua MTI Wilayah Sumbar, Gusri Yaldi, menyoroti fakta mencengangkan, angka kecelakaan lalu lintas di Sumbar terus meningkat dan pada 2023 bahkan menempati posisi ke-8 nasional.
“Oleh karena itu, kami mendorong percepatan implementasi Trans Palapa. Kehadirannya sangat penting untuk menekan angka kecelakaan dan mengurangi ketergantungan pelajar serta masyarakat pada sepeda motor,” ucap Gusri.
Sebagai wujud komitmen, MTI Sumbar menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Ikatan Alumni Ahli Lalu Lintas, Kagama Sumbar, dan Politeknik Negeri Padang. Kolaborasi ini ditujukan untuk memperkuat dukungan akademik, teknis, dan sosial demi terciptanya transportasi yang selamat, nyaman, dan berkelanjutan.
“MTI Sumbar siap menjadi mitra strategis pemerintah daerah, akademisi, dan masyarakat untuk bersama-sama menurunkan angka kecelakaan, meningkatkan kualitas angkutan umum, serta mendorong kebijakan transportasi yang berpihak pada keselamatan dan keberlanjutan,” ujar Gusri.
Dengan desakan ini, publik Sumbar kini menanti langkah nyata pemerintah daerah, akankah Trans Palapa segera diwujudkan, atau kembali hanya jadi wacana di tengah deretan kecelakaan yang kian meresahkan?. (*)