Laporan : Yesi Deswita
Kehadiran Eka Febrina Sari (31) sebagai Agen Pegadaian di Perumahan Lembah Karet Jl. Anak Air Kelurahan Batipuh Panjang Kota Padang, menjadi harapan baru bagi buruh pabrik karet yang tengah terkena PHK (Pemutusan Hubungan Kerja).
Pabrik karet setempat yang biasa menjadi tempat mengais rezeki telah tutup permanen sejak 2024. Tidak hanya kepala keluarga, istri para buruh harus memutar otak agar dapur tetap ngebul.
Ragam program yang dimiliki Pegadaian menjadi ikhtiar para buruh mendapatkan penghasilan.
“Selain program Gadai, program KUR Syariah Pegadaian kini banyak dilirik masyarakat,” tutur Sari, Sabtu (27/9).
Untuk program gadai saja, dalam sebulan ada empat hingga lima orang nasabah yang datang. Belum lagi nasabah lain yang mengakses KUR dan emas.
“Karena daerah di pinggir kota, akses ke outlet dan kantor cabang pegadaian cukup jauh,” ujarnya.
Sari dulunya juga merupakan nasabah tetap pegadaian. Langkah awal yang memantapkan hatinya menjadi agen pegadaian.
Disisi lain, Sari berhasil meraup cuan hingga jutaan rupiah setiap bulannya sebagai agen PT. Pegadaian.
Ibu rumah tangga yang juga mempunyai usaha jualan kelontong ini bercerita awal mula hanya menjadi nasabah tetap di PT Pegadaian.
“Awal mula jadi nasabah tetap di Pegadaian Cabang Lubuk Buaya. Kemudian sering cerita-cerita, diajak lah oleh kasir dan staf-staf disitu untuk jadi perpanjangan tangan Pegadaian yaitu sebagai agen,” kata dia.
Kemudian di tahun 2023 awal ia resmi bergabung menjadi agen pegadaian.
Lokasi perumahan yang berada di pinggir Kota menjadi keuntungan tersendiri bagi Sari untuk memperkenalkan produk Pegadaian ke masyarakat sekitar.
Sari juga menemukan tantangan dan suka duka sebagai agen Pegadaian.
“Tantangannya bagaimana mengajak dan meyakinkan orang untuk investasi. Kebanyakan mindset orang takut karena emas beredar palsu. Agen harus bisa meyakinkan, apalagi disini termasuk daerah ujung,” ujarnya.
Disisi lain, salah satu tantangannya jadi agen, banyak nasabah yang syarat-syaratnya belum cukup sehingga gugur.
“Tantangannya masih banyak masyarakat yang tidak memenuhi persyaratan,” jelasnya.
Namun sukanya, Ia menyebut selalu ada nasabah tiap bulannya dengan perputaran omzet jutaan rupiah perbulannya.
Selain itu keuntungan dari agen terbilang lumayan.
“Pokoknya jadi agen cuan lah. Perbulan tergantung nasabah, tapi bisa lah dapat Rp2-3 jutaan. Kalau ada yang gadai BPKB, gadai emas itu biasanya lebih lumayan lagi dapatnya,” ucap Sari saat dikunjungi Haluan ke rumahnya.
Selain menjadi agen, Sari juga masih tetap menjadi nasabah pegadaian.
“Saat ini saya juga masih ikut program cicil emas di Pegadaian. Ada yang 5 gram tenor 1 tahun dan 1 gram tenor 6 bulan dan 12 bulan,” ucapnya.
Selain menjadi pahlawan inklusi di daerah pinggiran, Sari juga berharap bisa dapat reward yang lebih banyak lagi dari Pegadaian.
“Semoga dapat reward lebih biar tambah semangat mempromosikan layanan dan produk yang ada,” tuturnya.
Pegadaian, sambungnya juga selalu mendukung dengan menyediakan spanduk hingga brosur.
Di tempat yang sama, Sales Channel PT Pegadaian Area Padang yang mengcover keagenan Sumbar-Kerinci, Bobi Febrianto menyebut Sari merupakan salah seorang agen Pegadaian yang potensial.
“Agen sebagai perpanjangan tangan untuk daerah yang jauh seperti di pinggiran kota untuk lebih kenal dengan produk pegadaian,” ujarnya.
Kepala Cabang Pegadaian Tarandam, Riki Rolando mengatakan agen pegadaian bisa mendapatkan nasabah yang tidak terjangkau sebelumnya.
“Target utama agen adalah menjangkau yang belum terjangkau, seperti daerah pinggiran. Kita butuh support. Kepada agen juga diberi pelatihan, branding, komunikasi dari tim,” kata Riki.
Pemimpin Wilayah Pegadaian Kanwil II Pekanbaru, Eko Suprianto menambahkan saat ini jumlah agen di Kanwil II Pekanbaru mencapai 3.238 agen. Kehadiran Agen Pegadaian juga menjadi langkah untuk #mengEMASkan Indonesia.
“Ada peningkatan jumlah agen 1.052 (7 persen) dibanding tahun 2024,” ujarnya.
Untuk Area Padang saat ini ada 5.103 agen Pegadaian Konvensional dan 695 agen Pegadaian syariah.
Terpisah, Kepala OJK Sumbar, Roni Nazra mengatakan Agen Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif (Laku Pandai) masih sangat diperlukan. Hal itu sebab masih banyak masyarakat yang belum terlalu mengenal, menggunakan atau mendapatkan layanan perbankan dan layanan keuangan lainnya. (h/yes)