PADANG, HARIANHALUAN.ID – Harga bawang merah di Sumatra Barat (Sumbar) dari pekan ke pekan terus turun dengan pasokan yang melimpah. Pasalnya, daerah penghasil bawang merah di Kabupaten Solok terus melakukan pemanenan setiap harinya.
Pantauan Haluan, Sabtu (11/10) di Nagari Sungai Nanam Kecamatan Lembah Gumanti Kabupaten Solok, aktivitas panen terus dilakukan oleh petani. Pantauan tersebut juga dimonitoring oleh Bank Indonesia (BI) Sumbar bersama stakeholder terkait untuk memastikan produksi bawang merah tetap aman sesuai kebutuhan
Salah seorang pemilik lahan, Amrizal atau yang lebih akrab dipanggil H. Mangguang dari Kelompok Tani Kayu Ambun Saiyo yang juga merupakan mitra Champion membeberkan hasil produksi dari lahan 10 hektare yang ia miliki. Ia menyampaikan, bahwa saat ini, dari lahan yang ia miliki hasil panen sudah bisa dinikmati setiap harinya.
“Dari satu hektare lahan bisa menghasilkan hasil produksi bawang merah sekitar 10 sampai 12 ton. Sehingga dari 10 hektare lahan ini sejak ditanami awal bawang merah, hasilnya sudah bisa dipanen setiap harinya karena setiap lahan yang dipanen, sudah bisa ditanam kembali,” bebernya.
Hal serupa juga disampaikan oleh Ketua Kelompok Tani Muara Danau Di Atas, Amri Ismail menyampaikan bahwa, sejak kemarau melanda pada awal tahun, panen bawang merah saat ini sudah mulai membaik. Sehingga setiap kelompok tani di Kabupaten Solok sudah bisa panen bawang merah dengan harga di petani sekitar Rp22.000 per kg.
“Kemarau menyebabkan petani gagal panen sehingga hasil atau produksi menjadi terganggu. Diperparah lagi dengan daerah di luar Sumbar yang juga mengalami hal serupa sehingga harga bawang merah sempat melambung. Dari pengalaman ini, kita terus belajar bagaimana mengatur pola tanam. Supaya harga bawang merah tidak anjlok ataupun melonjak tinggi,” sebut Amri yang juga merupakan Ketua Asosiasi Petani Bawang Merah tersebut.
Ia menyebutkan, ada sebanyak 46 kelompok tani yang berada di bawah mitra Champion dengan luas lahan sekitar 500 hektar per tahun.