Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Solok Imran Syahrial juga menyampaikan, bahwa produksi cabai di Kabupaten Solok pada Oktober sebanyak 2.772,30 ton, pada November, 3.750,23 ton, dan Desember, 4.796,86 ton.
“Untuk lokasi panen bawang merah dan cabai ada di Kecamatan Lembah Gumanti, Kecamatan Danau Kembar, Kecamatan Lembang Jaya, dan di Kecamatan Pantai Cermin,” katanya.
Dalam monitoring tersebut, Deputi Kepala BI Sumbar, Andy Setyo Biwado menjelaskan, bahwa kunjungan lapangan ke sentra cabai merah bertujuan untuk melihat dan memastikan produksi mulai terkendali.
“Pada September lalu, pasokan ke pasar kan turun signifikan akibat produksi di tingkat petani terganggu akibat kemarau selama 3 bulan. Diperparah, pasokan dari luar daerah seperti dari Jawa, Sumatera Utara, dan Aceh juga menurun yang imbasnya harga di pasar meningkat,” kata Andy.
Ia menyebutkan, bahwa cabai merah menjadi penyumbang inflasi cukup tinggi pada September. Dengan demikian, tentu perlu ditinjau bagaimana ketersediaan cabai ini.
“Dengan panen yang mulai membaik untuk komoditas cabai dan bawang merah di Kabupaten Solok, harapannya harga di pasar bisa kembali normal, dan inflasi bisa melandai dan menurun yang muaranya, inflasi di Sumbar bisa dikendalikan,” sebutnya.
Dalam kunjungan tersebut, BI Sumbar juga memberikan bantuan berupa alat pengukur suhu tanah kepada kelompok tani. Alat ukur tersebut untuk mengetahui kondisi tanah agar segera mungkin mencarikan solusi jika terjadi kendala. (*)