PADANG, HARIANHALUAN.ID — Pakar Pertanian Universitas Andalas (Unand), Ir. Munzir Busniah menekankan pentingnya perencanaan matang dalam pembangunan pabrik hilirisasi gambir di Sumbar. Ia mengingatkan bahwa keberhasilan hilirisasi sangat ditentukan oleh stabilitas pasokan bahan baku dari petani.
Menurut Munzir, produksi gambir di Sumbar saat ini berkisar 16–20 ribu ton per tahun. Namun, angka tersebut masih dipengaruhi fluktuasi akibat musim sehingga berpotensi mengganggu kontinuitas suplai ke pabrik.
“Pembangunan pabrik ini harus disesuaikan dengan kapasitas produksi petani. Jangan sampai pabrik berdiri megah, tapi bahan bakunya tidak stabil. Itu perlu kajian panjang,” katanya kepada Haluan, beberapa waktu yang lalu.
Ia menilai, aspek keberlanjutan pasokan menjadi kunci agar investasi pabrik tidak sia-sia. Tanpa perencanaan yang tepat, hilirisasi dikhawatirkan hanya akan menjadi proyek sesaat tanpa dampak nyata bagi petani maupun perekonomian daerah.
Munzir juga menyinggung pentingnya menciptakan hubungan yang seimbang antara petani, pemerintah, dan pihak industri. Menurutnya, jangan sampai nilai tambah dari hilirisasi hanya terkonsentrasi pada pabrik, sementara petani tetap berada di posisi lemah.
“Skema dan arahnya harus jelas. Jangan sampai pemerintah hanya menduplikasi pola yang dilakukan India, di mana nilai tambah gambir dinikmati industri, sementara petani tidak merasakan kesejahteraan. Petani jangan sampai menjadi penonton di negeri sendiri,” ujarnya.