Ia menambahkan, pemerintah perlu memastikan adanya regulasi dan kebijakan yang melindungi petani. Langkah ini penting agar harga di tingkat petani tetap menguntungkan dan petani mendapat bagian layak dari rantai nilai gambir.
Ia mengakui potensi gambir Sumbar cukup besar untuk dikembangkan menjadi komoditas unggulan kelas dunia. Apalagi, dengan adanya rencana pembangunan dua pabrik hilirisasi, peluang untuk meningkatkan daya saing gambir semakin terbuka lebar.
Namun, ia menegaskan bahwa peluang tersebut hanya bisa diwujudkan melalui sinergi yang kuat. Pemerintah, petani, dan investor harus duduk bersama merumuskan strategi hilirisasi yang adil, berkelanjutan, dan berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Keberhasilan program ini sangat ditentukan oleh kualitas bahan baku, stabilitas pasokan, serta pemerataan manfaat bagi masyarakat di daerah penghasil. Jika hal ini bisa dijaga, maka Sumbar punya peluang besar menjadikan gambir sebagai komoditas unggulan berkelas dunia,” ujarnya.
Munzir berharap pembangunan pabrik hilirisasi gambir tidak hanya menjadi simbol modernisasi industri, tetapi juga benar-benar memberikan dampak nyata bagi petani yang selama ini menjadi penopang utama produksi. “Gambir adalah warisan daerah. Jika dikelola dengan baik, ia bisa menjadi kekuatan ekonomi baru bagi Sumbar,” ujarnya. (*)