Untuk menekan peredaran rokok ilegal yang hingga kini kian menggila hingga pelosok nagari, Bea Cukai Teluk Bayur rutin melaksanakan operasi pasar tiga hingga empat kali sebulan, di luar operasi pemantauan Harga Eceran Rokok (HPP) yang digelar setiap tiga bulan. Namun, di balik capaian besar itu, aparat masih menghadapi kendala klasik, yaitu bocornya operasi penindakan. “Ketika kami melakukan penindakan di satu lokasi, peredaran di daerah lain tiba-tiba menghilang. Seolah ada sistem koordinasi antar jaringan. Sepertinya mereka punya grup WhatsApp sendiri,” kata Yomi. (*)