PADANG, HARIANHALUAN.ID — Sumatera Barat (Sumbar) kembali menegaskan komitmen untuk menjadi pionir Green Province (Provinsi Hijau) di Indonesia. Pengembangan energi baru terbarukan (EBT) diharapkan diharapkan ikut membawa harapan baru bagi ekonomi daerah.
Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Muara Laboh Unit-2 di Kabupaten Solok Selatan (Solsel) menjadi salah satu langkah konkret dalam mewujudkan visi Provinsi Hijau tersebut. Proyek energi bersih bernilai investasi sekitar USD490 juta ini diyakini akan membawa dampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah, terutama dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong produktivitas sektor usaha kecil menengah.
Pakar Ekonomi Universitas Andalas (Unand), Sri Maryati menilai bahwa kebijakan pengembangan energi terbarukan seperti PLTP Muara Laboh merupakan wujud nyata transisi menuju ekonomi hijau di Sumbar. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi tidak lagi hanya diukur dari peningkatan produksi, tetapi juga dari sejauh mana aktivitas ekonomi tersebut ramah terhadap lingkungan.
“Dari sisi ekonomi, peningkatan energi akan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Dalam RPJMN, daerah dengan dominasi kawasan laut diarahkan mengembangkan ekonomi biru, sedangkan daerah dengan kawasan hijau seperti Sumbar didorong menuju ekonomi hijau. Dengan adanya PLTP ini, pertumbuhan ekonomi dapat berjalan lebih bersih karena residu yang dilepaskan ke alam sangat kecil,” ujarnya kepada Haluan, Senin (20/10).
Sri menambahkan, karakter geografis Sumbar yang lebih didominasi oleh daratan dan sektor pertanian menjadi alasan kuat untuk mengembangkan konsep ekonomi hijau.
“Sumbar dikenal sebagai daerah pertanian. Oleh karena itu, kita juga harus tumbuh menjadi daerah yang mendorong pertumbuhan ekonomi hijau, agar aktivitas ekonomi sejalan dengan kelestarian lingkungan,” katanya.