“Salah satu komponen penting dalam pertumbuhan ekonomi adalah investasi. Nilai sebesar itu sangat fantastis bagi Sumbar, dan sudah sepatutnya dimanfaatkan untuk menggerakkan perekonomian daerah. Berdasarkan pengamatan kami, setiap kali ada proyek strategis berskala besar di Sumbar, pertumbuhan ekonomi daerah ikut terdorong. Namun begitu proyek selesai, pertumbuhan ekonomi juga selesai, lantaran efeknya sering kali hanya bersifat sementara,” katanya.
Untuk itu, ia mengingatkan agar pengembangan PLTP Muara Laboh Unit-2 tidak hanya memberikan efek sesaat. Pemda perlu memastikan agar proyek ini mampu menarik investasi turunan yang berkelanjutan, sehingga manfaat ekonomi dapat dirasakan lebih luas dan dalam jangka panjang.
“Jangan sampai pembangunan ini hanya ramai di awal, lalu redup setelah proyek selesai. Harus ada strategi keberlanjutan yang mengaitkan proyek energi ini dengan sektor lain, seperti industri lokal, pendidikan vokasi, hingga pengembangan ekonomi kreatif,” ujar Endrizal.
Terkait dengan aspek fiskal dan keberlanjutan daerah, Endrizal mengatakan pentingnya pengelolaan royalti dan bonus produksi yang akan diterima Kabupaten Solsel. Menurutnya, pemkab perlu memiliki kebijakan alokasi dana yang terencana dengan baik agar pembangunan tidak hanya berfokus pada infrastruktur fisik.
“Pemkab mesti memprioritaskan masyarakat di sekitar wilayah pengembangan PLTP yang kemungkinan akan terdampak, baik dalam sektor pertanian, perkebunan, maupun sumber air. Jangan sampai masyarakat menanggung kerugian tanpa kompensasi yang jelas,” ujarnya lagi.
Di sisi lain, ia juga menekankan pentingnya mitigasi dampak sosial dan lingkungan sejak dini. Harus ada jaminan dan kepastian bahwa meskipun proyek ini membawa efek hijau bagi lingkungan, tetap ada potensi dampak negatif. Pemkab perlu memiliki basis data masyarakat terdampak agar bantuan atau kompensasi bisa disalurkan dengan tepat. Tanpa itu, proyek yang seharusnya mendorong pertumbuhan ekonomi bisa justru menimbulkan ketimpangan baru.