Menurutnya, kerjasama lintas daerah akan memperkuat rantai pasok antardaerah, menghubungkan kekuatan produksi, distribusi, dan konsumsi. “Dengan adanya kolaborasi ini, kami berharap stabilisasi harga komoditas seperti cabai dan bawang merah dapat lebih terjaga,” katanya.
Edward juga menyoroti pentingnya efisiensi logistik dalam menjaga daya saing antar wilayah. Ia menilai kerjasama Sumsel–Sumbar menjadi model praktik baik bagaimana sinergi daerah mampu menekan inflasi sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Melalui kemitraan produktif, kita dorong kesejahteraan petani dan nelayan. Sinergi promosi investasi dan wisata juga akan memperluas jejaring ekonomi lintas provinsi,” ujarnya.
Sementara itu, Sekda Sumbar, Arry Yuswandi menegaskan bahwa kerja sama ini merupakan momentum bersejarah bagi dua provinsi besar di Pulau Sumatera. “Hari ini (kemarin, red) bukan hanya soal menandatangani dokumen, tetapi meneguhkan komitmen membangun masa depan yang lebih mandiri dan berdaya saing,” tuturnya.
Ia menyebut, masyarakat Sumsel dan Sumbar memiliki semangat serumpun yang kuat. Dengan kerja sama ini, kedua daerah diharapkan mampu memperkuat ketahanan pangan, memperluas pasar produk lokal, dan menciptakan lapangan kerja baru. “Sumatera Selatan dikenal sebagai lumbung padi nasional, sedangkan Sumatera Barat unggul dalam hortikultura. Sinergi ini akan saling melengkapi potensi kedua daerah,” kata Arry.
Dukungan juga datang dari Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumsel, Bambang Pramono, yang menyatakan siap mendampingi pemerintah dalam menjaga pertumbuhan ekonomi dan mengendalikan inflasi. “Kerja sama dua daerah ini menjadi langkah strategis jangka pendek dan panjang,” katanya. (*)