Lebih menggembirakan lagi, jumlah BUMDes yang “naik kelas” juga mengalami peningkatan. Pada tahun 2024, hanya ada 120 BUMDes dengan klasifikasi berkembang, namun pada 2025 angka ini meningkat menjadi 166 BUMDes. “Sementara BUMDes dengan klasifikasi maju pada 2024 berjumlah 53 unit, dan per September 2025 angka ini meningkat menjadi 84 unit,” ujarnya.
Menurut Yozarwardi, peningkatan jumlah BUMDes ini tidak terlepas dari pembinaan yang terus dilakukan oleh Dinas PMD bersama dinas terkait di tingkat kabupaten/kota. “Kami terus melakukan pendampingan dan pembinaan agar BUMDesma bisa naik kelas, tidak hanya dari sisi jumlah, tapi juga kualitas pengelolaan,” ujar Yozarwardi.
Meskipun terjadi peningkatan yang signifikan, ia menilai masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Salah satunya adalah memastikan agar BUMDesma yang telah maju bisa tetap berkelanjutan, serta memastikan bahwa BUMDesma yang baru berkembang tidak terjebak pada keterbatasan modal dan kemampuan SDM.
Ia menegaskan, kemandirian ekonomi di tingkat desa adalah langkah awal menuju kemajuan daerah secara keseluruhan. “Jika desa maju dan mandiri, maka daerah pun akan maju, dan pembangunan nasional akan tercapai dengan baik,” ujarnya.
Melalui berbagai upaya pembenahan yang terus dilakukan, ia berharap seluruh BUMDesma di Sumbar dapat menjadi salah satu kekuatan utama dalam mendukung pertumbuhan ekonomi daerah yang berkelanjutan dan berkeadilan.
“Tantangan terbesar kita saat ini adalah bagaimana memastikan bahwa pengelolaan BUMDesma tidak hanya berkembang dalam jumlah, tapi juga kualitas, sehingga benar-benar memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat,” ujarnya. (*)