PADANG, HARIANHALUAN.ID — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi Sumatera Barat (Sumbar) tengah memasuki periode puncak musim hujan. Kondisi ini berpotensi memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan galodo.
Kepala Stasiun Meteorologi Kelas II Minangkabau, Desindra Deddy, sejak Oktober, sebenarnya Sumbar sudah memasuki musim hujan. Puncaknya akan terjadi pada bulan November 2025 hingga Februari 2026 mendatang.
“Kita akan menghadapi peningkatan curah hujan cukup signifikan di wilayah Sumbar,” ujar Desindra saat Apel Kesiapsiagaan Tanggap Darurat Bencana 2025 yang digelar Polda Sumbar di Lapangan Imam Bonjol Padang, Selasa (4/11).
Berdasarkan hasil analisis BMKG, wilayah Sumbar kini berada pada fase peralihan dinamika atmosfer yang ditandai dengan fluktuasi ekstrem antara cuaca panas dan hujan intens. Kondisi tersebut membuat pola cuaca terasa tidak menentu dalam beberapa minggu terakhir.
“Dalam sepekan terakhir, kita merasakan cuaca cukup panas meski sudah masuk musim hujan. Ini bukan anomali, tapi bagian dari dinamika atmosfer yang sangat dinamis di wilayah Sumbar,” ujarnya.
Ia menjelaskan, penyebab utama kondisi panas tersebut adalah adanya sistem tekanan rendah atau siklon tropis di Laut Cina Selatan yang menarik pembentukan awan ke wilayah utara. Hal itu menyebabkan Sumbar kekurangan tutupan awan sehingga sinar matahari mencapai permukaan bumi secara maksimal dan menghasilkan suhu udara yang cukup tinggi.














