PADANG, HARIANHALUAN.ID — Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar, Era Sukma Munaf, Selasa (4/11) menegaskan bahwa kesiapsiagaan tidak hanya bergantung pada latihan, tetapi juga pada ketersediaan infrastruktur kebencanaan yang memadai.
Era menyebutkan, Sumbar adalah salah satu daerah “etalase bencana” di Indonesia, karena memiliki risiko tinggi terhadap gempa, tsunami, banjir, dan longsor.
“Oleh karena itu, seluruh komponen—pemerintah, masyarakat, LSM, hingga TNI/Polri—harus siap. Kami akan terus memperkuat infrastruktur kebencanaan seperti shelter, rambu evakuasi, dan sistem peringatan dini tsunami,” kata Era.
Ia menjelaskan, Kota Padang saat ini memiliki 10 shelter tsunami yang tersebar di sejumlah titik strategis, seperti di Kantor Gubernur Sumbar, Kantor Dinas PU Sumbar, serta sejumlah shelter yang telah dibangun di beberapa lokasi lainnya. Namun, ia menekankan bahwa penyediaan shelter tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah.
“Kami mendorong agar pihak swasta juga menyiapkan shelter di bangunan mereka masing-masing. Kesiapsiagaan harus menjadi tanggung jawab bersama,” ujarnya.
Era juga menyinggung kesiapan perangkat EWS di sepanjang pantai barat Sumatera. Saat ini, terdapat 77 unit EWS aktif di Sumbar, yang terdiri dari 37 unit milik provinsi dan sisanya dikelola kabupaten/kota.














