“Contohnya Gunung Wayang tanpa ada kehutanan maka tak akan ada waduk Cirata dan Waduk Jatiluhur. Dari hutan Gunung Wayang itu mengalir membentuk sungai Citarum yang menjadi bahan baku waduk,” katanya.
Dari Waduk Jatiluhur menjadi pembangkit listrik tenaga air. Nilai pasokan listrik dari Jatiluhur untuk Jawa-Bali sangat besar nilainya.
Lalu hasil budidaya ikan, setiap tahun juga sangat besar. Dari Waduk Jatiluhur, menjadi bahan baku air sawah ke Karawang, Subang yang luas lahannya ribuan hektare. Nilai ekonomi dari itu sangat besar.
“Penyangga beras nasional sangat tergantung dari daerah itu. Kalau pasokan air dari irigasi tak benar, maka akan terganggu ke proses produksi lahan,” katanya.
Sehingga cara pandang atas kehutanan, kata Dedi, jangan sempit sebatas jual kayu. Ada nilai ekonomi besar ke bidang lain dari kehutanan. Jika kawasan hutan rusak atau hilang maka sektor lain akan terganggu atau lumpuh.
Belum lagi sebagai penghasil oksigen yang nilainya juga sangat besar kalau dikonversi secara ekonomi. Sehingga Kang Dedi Mulyadi melihat bahwa kehutanan ini sangat strategis dalam pembangunan. (*)