Co-firing , Jurus Jitu PLN Tekan Emisi dan Dongkrak Bauran Energi Bersih
PLN gencar menerapkan teknologi co-firing di PLTU guna mencapai target EBT 23 persen pada 2025.
HARIANHALUAN.id- PT PLN (Persero) gencar menerapkan teknologi substitusi baru bara dengan biomassa ( co-firing) untuk bahan bakar pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Hal ini bukti keseriusan PLN mendukung upaya pemerintah menekan emisi karbon dan mempercepat pemenuhan bauran energi baru terbarukan (EBT) 23 persen pada 2025.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan PLN telah menggunakan teknologi co-firing sejak 2020 silam. Hingga Mei 2022, sebanyak 32 PLTU sudah menerapkan co-firing ini. Dari hasil co-firing ini, PLN dapat memproduksi listrik hijau setara 487 MegaWatt hours (MWh).
Implementasi co-firing juga mampu memberikan dampak penurunan emisi karbon sebesar 184 ribu ton CO2 dan gas rumah kaca per April 2022.
“Sebagai wujud nyata transformasi PLN melalui aspirasi Green, PLN terus meningkatkan bauran energi hijau dalam penyediaan listrik nasional. Dengan menerapkan co-firing, PLN dapat dengan cepat mengurangi emisi karbon dan peningkatan bauran EBT karena tidak perlu membangun pembangkit baru,” tuturnya.
Pada tahun ini, PLN menargetkan teknologi co-firing diterapkan di 35 PLTU, dengan total kebutuhan biomassa 450 ribu ton dan dapat menekan emisi CO2 340 ribu ton CO2.
Jumlah ini akan meningkat lima kali lipat pada tahun depan, PLN memerlukan 2,2 juta ton biomassa. Kebutuhan biomassa akan terus meningkat hingga 10,2 juta ton pada 2025 sehingga dapat menekan emisi karbon sebesar 11 juta ton CO2 dan gas rumah kaca setiap tahunnya.