PADANG, HARIANHALUAN.ID — Badan Pusat Statistik mencatat, sektor pertanian dan perdagangan masih menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat (Sumbar). Di sisi lain, konektivitas antarwilayah masih menjadi persoalan, terutama dalam mendekatkan sumber bahan baku dengan pusat industri.
Hal ini terungkap saatGubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah menerima kunjungan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar, Sugeng Arianto bersama jajaran di Ruang Kerja Gubernur, Kamis (6/11).
Dalam pertemuan tersebut, Gubernur didampingi Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setdaprov Sumbar, Adib Alfikri; Plt Kepala Bappeda Sumbar, Yudha Prima; Kepala Disperindag Sumbar, Novrial; serta perwakilan Diskominfotik Sumbar dan OPD terkait lainnya.
Audiensi itu membahas capaian kinerja sektor unggulan Sumbar pada triwulan III tahun 2025. Berdasarkan laporan BPS, sektor pertanian dan perdagangan masih menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi daerah dengan hasil yang cukup menggembirakan.
Untuk sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan, terjadi peningkatan signifikan pada produksi telur ayam dan daging ayam ras dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Selain itu, produksi kelapa sawit, kopi, dan tembakau juga mengalami peningkatan.
Sementara itu, sektor perdagangan menunjukkan tren positif dengan meningkatnya aktivitas perdagangan besar dan eceran, termasuk perdagangan dalam jaringan (daring). Kenaikan ini turut dipicu oleh meningkatnya pasokan barang domestik maupun impor.














