JAKARTA, HARIANHALUAN.ID —Stan bazar Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Provinsi Sumatera Barat menjadi salah satu yang paling ramai diserbu pengunjung saat ajang Agrinex Expo 2025 yang resmi ditutup Sabtu (8/11) di Jakarta International Expo (JIC) Kemayoran.
Aneka produk olahan khas peternakan Ranah Minang seperti rendang three in one, rendang coklat, rendang telur, rendang susu,hingga dadiah, yoghurt olahan susu fermentasi kerbau tradisional khas Minangkabau menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung dan pelaku usaha yang berasal dari penjuru tanah air.
Bahkan, mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Sandiaga Uno tak kuasa menyembunyikan kekagumannya saat mengunjungi booth Disnakeswan Sumbar.
Ia menyebut inovasi kuliner peternakan Sumbar menunjukkan kreativitas luar biasa yang mampu memperkaya khazanah kuliner nasional.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sumatera Barat, Sukarli mengatakan keikutsertaan pihaknya dalam Agrinex Expo 2025 bukan sekadar promosi, melainkan upaya strategis untuk memperkenalkan hasil inovasi peternakan Minang ke pasar nasional dan internasional.
“Partisipasi ini menjadi momentum penting bagi Sumatera Barat untuk menampilkan ragam inovasi produk unggulan peternakan daerah. Kita ingin dunia tahu bahwa Sumbar punya kreativitas tanpa batas dalam mengolah hasil peternakan,” ujarnya, Selasa (11/11).
Menurut Sukarli, berbagai produk yang ditampilkan merupakan hasil karya pelaku usaha lokal binaan Disnakeswan yang telah menggabungkan nilai tradisi, cita rasa khas, dan kemasan modern.
“Misalnya Rendang Paru Coklat Uni Gus yang kini menjadi oleh-oleh primadona bagi wisatawan asal Malaysia, serta Rendang Siti Nurbaya yang sudah menembus pasar ekspor. Ini bukti bahwa produk olahan peternakan kita bisa bersaing di tingkat global,” tambahnya.
Selain rendang, dadiah yoghurt alami khas Minangkabau menjadi salah satu produk paling diburu pengunjung.
Pengunjung dari luar daerah penasaran mencicipi rasa unik susu fermentasi tradisional ini yang disebut-sebut lebih sehat dan alami dibanding yoghurt modern.
Sementara itu, Kepala Bidang Bina Usaha dan Kelembagaan Disnakeswan Sumbar, Nirmala Puspita Dewi menyebutkan Agrinex Expo 2025 menjadi ruang kolaborasi strategis antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat untuk mendorong kemandirian pangan serta inovasi berbasis peternakan berkelanjutan.
“Kami berharap kehadiran Sumbar dalam Agrinex dapat menunjukkan bahwa produk peternakan kita tak kalah bersaing, baik dari sisi mutu, inovasi, maupun nilai ekonomi. Ini juga menjadi ajang bagi pelaku usaha kecil menengah untuk naik kelas,” ujar Nirmala.
Pameran yang digelar oleh PT Dinamika Antar Ruang Expo ini mengusung semangat mendukung program ASTA CITA Pemerintah, khususnya dalam mewujudkan Kedaulatan Pangan, Makan Bergizi Gratis (MBG), Food Estate,dan Ekonomi Hijau.
Event ini menggabungkan konsep Business to Business (B2B) pada 6–7 November, dan Business to Customer (B2C) pada 8 November.
Selain pameran, juga digelar workshop, talkshow, dan product showcase yang melibatkan akademisi, pelaku UMKM, serta lembaga pemerintah dari berbagai sektor pangan dan pertanian.
Dengan partisipasi penuh dari pelaku usaha peternakan Sumbar, Disnakeswan optimistis Agrinex Expo menjadi panggung strategis untuk memperkuat citra Sumatera Barat sebagai daerah dengan kekayaan kuliner bernilai tinggi dan berpotensi ekspor.
“Pameran ini bukan sekadar jualan produk, tetapi juga bentuk diplomasi kuliner dan ekonomi kreatif dari sektor peternakan Sumatera Barat,” tegas Sukarli.
Dengan konsep pameran yang interaktif, kehadiran Disnakeswan Sumbar di Agrinex Expo 2025 bukan hanya mempromosikan produk, tetapi juga memperlihatkan wajah baru sektor peternakan Minang yang inovatif, kreatif, dan siap bersaing di tingkat global. (*)














