Program ini menurutnya menjadi langkah nyata untuk mengembalikan fungsi surau sebagai pusat pembinaan akhlak dan karakter generasi muda Minang.
“Surau itu dulu tempat anak-anak belajar adat, agama, dan kehidupan sosial. Kalau hari ini anak-anak kita dijauhkan dari surau, jangan heran kalau moralnya goyah. Maka saya sangat mendukung langkah Pemko Padang menghidupkan kembali surau sebagai ruang pendidikan karakter,” ujarnya.
Di samping itu, ia juga mengajak para orang tua untuk membiasakan anak-anak bangun pagi dan berangkat salat Subuh ke masjid. Menurutnya, kebiasaan sederhana itu dapat membentuk memori spiritual yang kuat dalam diri anak.
“Kalau sejak kecil anak tidak punya kenangan ke masjid, bagaimana dia akan rindu masjid saat dewasa nanti? Begitu juga sebaliknya, kalau dari kecil sudah terbiasa, insya Allah dia akan tumbuh jadi pribadi yang taat dan berakhlak,” tuturnya.
Ia juga menyesalkan masih adanya sebagian masjid yang melarang anak kecil datang karena dianggap mengganggu kekhusyukan. “Jangan larang anak kecil ke masjid. Biarkan mereka tumbuh dengan suasana ibadah yang menyenangkan. Masjid seharusnya menjadi tempat yang menyenangkan dan mengenyangkan serta memberi ketenangan batin sekaligus ilmu. Masalah kekhusyukan ibadah, biarlah menjadi hak prerogatif Allah SWT,” ujarnya. (*)














